Ini Daftar 5 Koruptor dengan Uang Korupsi Terbesar di Indonesia

Jakarta, law-justice.co - Sejak kemunculan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), para koruptor banyak yang sudah ditangkap. Beberapa juga sudah ditangkap oleh Kejaksaan Agung. Hasil korupsi para koruptor ini bervariasi, ada yang kecil namun ada juga yang besar hingga mencapai angka triliunan rupiah.

Ditangkapnya buronan kasus pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa membuat kita ingat dengan contoh koruptor yang meraup uang negara hingga triliunan rupiah. Tak tangung-tanggung, uang yang dibobol Wanita Belanda ini mencapai Rp 1,7 triliun.

Baca juga : Kasus Pembobolan Bank BNI, Polisi akan Periksa Petinggi Bank

Namun, ternyata tak hanya Maria yang berhasil mencuri uang negara hingga mencapai angka yang fantastis. Melansir Tribunnews.com, berikut adalah daftar 5 koruptor yang mencuri uang negara hingga jumlah yang sangat besar;

1. Eddy Tansil

Baca juga : Koruptor Triliunan Minta Bantuan Hukum, Kedubes Belanda Tolak

Eddy Tansil berhasil mearuap Rp 9 triliun rupiah dari kasus kredit macet Bapindo. Dia pun menjadi buronan yang paling dicari oleh aparat penegak hukum Indonesia.

2. David Nusawijaya

Baca juga : Belum Ada Kuasa Hukum, Maria Pauline Lumowa Menolak Diperiksa

Koruptor yang lain adalah pelaku kasus korupsi BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), David Nusawijaya. Dari kasus ini dia mendapat Rp 1,2 triliun.

3. Adrian Kiki Ariawan

Pelaku lain kasus BLBI adalah koruptor kelas kakap di Indonesia lainnya. Dia adalah Adrian Kiki Ariawan, pria kelahiran Jakarta, 28 April 1944 yang menjarah 1,5 Triliun Rupiah.

4. Eko Adi Putranto

Terjerat pada kasus yang sama dengan David Nusawijaya dan Adrian Kiki Ariawan, Eko Adi Putranto juga ditangkap karena kasus BLBI.
Ia mencuri uang sebanyak 2,659 Triliun Rupiah.

Ia termasuk pelaku termuda kasus BLBI, yang lahir di Jakarta pada 9 Maret 1967.

5. Maria Pauline Lumowa

Kasus L/C Fiktif Bank BNI membuat Maria berhasil merampok uang negara lewat BNI sebesar 1,7 Triliun Rupiah. Wanita ini lahir di Paleloan, Minahasa, Sulawesi Utara pada 27 Juli 1958.