Banyak Drama, Pengamat Malah Sebut Risma Cocok Jadi Menteri Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Pengamat Politik Surokim Abdussalam mengatakan Wali Kota Tri Rismaharini pantas menjadi menteri Jokowi. Sebab, selain dari PDIP dia juga seorang birokrat.

"Menurut saya masih layak karena posisi beliau di PDIP juga strategis bisa mendapat jatah dari kader partai dan birokrat," katanya seperti dikutip dari detikcom, Jumat (3/7/2020).

Baca juga : Siapa Saja Dicalonkan Pilkada DKI Jakarta 2024 dari PDI-P?

Namun, apa yang disampaiakn Surokim berbeda dengan keinginan warganet yang meminta Risma mundur dari Wali Kota Surabaya karena banyak drama.

Kemudian dia lantas menjelaskan bahwa Risma cocok menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB).

Baca juga : Mensos Risma: Kami Tidak Berani Usulkan Anggaran Bansos El Nino

"Menurut saya Menpan-RB. Alasannya karena latar belakang kepala daerah birokrat, itu jatah PDIP dan untuk konteks kekinian untuk e-gov beliau punya pengalaman dan kapasitas," jelasnya.

Namun, dia menduga Risma akan menolak jika ditawari jadi mennteri. Sebab, Risma ingin menyelesiakan masa jabatannya yang tersisa di periode kedua ini.

Baca juga : Siap Bersaksi, 4 Menteri Jokowi Tiba di Arena Sidang Sengketa Pilpres

"Saya pikir beliau akan konsisten dengan pilihannya yang ingin menuntaskan jabatan wali kotanya. apalagi sudah berulangkali ditawari jawabannya juga sama. Menurut pengamatan saya beliau akan konsisten dengan pilihan untuk menuntaskan jabatannya di wali kota," tuturnya.

"Apalagi beliau juga berkepentingan mengawal suksesornya di pemkot Surabaya, saya pikir beliau akan tetap menolak jika ditawari," tambahnya.

Soal ditawari jadi Menteri, Risma sebenarnya sudah pernah mengakui. Saat itu dia mengatakan pernah ditawari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, namun ditolaknya.

"Pada bulan September aku ketemu dengan Bu Mega. Aku ditawari untuk menjadi menteri. Tapi sudah sampaikan ke Ibu (Mega), aku ndak," kata Risma.

Nama Risma kembali dikaitkan dengan kursi menteri setelah sebelumnya Presiden Jokowi marah. Dari situ mulai muncul wacana bahwa akan terjadi reshuffle terhadap menteri yang ada saat ini.