Ini 3 Alasan Utama Kenapa New Normal Penting Diterapkan

Jakarta, law-justice.co - Hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan ada 3 alasan penting kenapa era new normal perlu diterapkan saat pendemi covid-19 berlangsung. Hal itu disampaikan oleh peneliti LSI Rully Akbar dalam konferensi pers secara virtual melalui aplikasi zoom meeting pada Jumat (5/6/2020).

"Alasan pertama adalah PSBB telah membuahkan hasil," katanya.

Baca juga : Perhatian, Mulai Hari Ini Vaksin Covid Tidak Lagi Gratis

Ada pun 3 indikator yang yang menunjukkan PSBB berhasil adalah grafik data tambahan kasus harian covid-19 secara nasional sudah menurun sejak awal minggu ke-4 Mei 2020. Menurutnya, sudah banyak daerah di Indonesia mengakhiri massa PSBB juga di minggu ke-4 bulan Mei.

Kemudian jumlah mereka yang sembuh setiap hari terus mengalami kenaikan. Sementara jumlah mereka yang dirawat di rumah sakit terus menurun.

Baca juga : Soal Potensi Naiknya Parpol Islam hingga Turunnya PDIP dari Puncak

"Data di 39 wilayah di Indonesia menunjukkan bahwa pasca PSBB, tambahan kasus di daerah tersebut cenderung terkontrol (stagnan dan menurun). Meski ada sejumlah wilayah yang masih menunjukkan kenaikan kasus harian," jelasnya.

Alasan kedua kata dia adalah bahwa makin lama PSBB, maka biaya ekonomi makin tinggi. Oleh karena itu kata dia, untuk keluar dari situasi tersebut maka strategi baru harus diterapkan.

Baca juga : Soal Hasil Survei Anies Disomasi NasDem, Denny JA: Lebay Banget!

"Di Indonesia, Kemenaker menyebutkan bahwa ada sekitar 2 juta orang korban PHK. Sementara data Kadin melaporkan lebih besar dari itu, lebih dari 15 juta, dan APINDO menyebut sekitar 30 juta orang terancam PHK," kata dia.

Ada pun alasan ketiga new normal perlu diterapkan adalah karena sudah ada daerah yang berhasil tanpa menerapkan PSBB. Menurut Akbar, Bali adalah salah satu contoh daerah yang berhasil mengatasi covid-19 tanpa menerapkan PSBB.

"Artinya tanpa pembatasan berskala luas, penyebaran virus corona dapat dikontrol dengan strategi lain, yang memungkinkan juga ekonomi rakyat tetap tumbuh," katanya,

"Sejak awal Mei, tingkat kematian akibat covid-19 di Bali lebih rendah dibanding rata-rata nasional dan rata-rata global," tandasnya.