Sempat Viral, Abah Tono: Si Perekam Paksa Saya Sebut Dapat Rp1.500!

Jakarta, law-justice.co - Abah Tono, warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengaku ia berbohong dengan mengatakan hanya dapat Rp 1.500 dari memulung rongsokan karena dipaksa oleh si perekam video.

Ucapan Abah Tono tersebut pun menjadi viral di media sosial hingga memantik simpati dari warganet.

Baca juga : Pemilik Sriwijaya Air Kini Terseret Korupsi Timah

"Saban hari bapak cari rongsokan, ada dapat ada enggak, kalau dapay sukur kalau enggak dapat ya enggak apa apa itu kan cari nafkah kalau makan ya bisa makan. Makan bukan kerupuk saja ada sayuran ada apa aja," katanya dalam video tersebut.

Dalam video klarifikasi tersebut, Abah Tono mengaku hanya spontan menyebut pendapatannya Rp 1.500 per hari lantaran dia dipaksa seorang pemuda untuk wawancara dengan format video.

Baca juga : PDIP Sebut Jokowi dan Anak Mantunya Bagian dari Masa Lalu Partai

Padahal dia sudah menolak untuk wawancara dengan alasan akam pergi memulung mencari rongsokan.

"Itu si Adik itu terus maksa. Di nanya pendapatan Abah sehari berapa, Rp. 1.500 betul itu yang keluar dari mulut Abah. Dia nanya cukup? Saya jawab cukup kalau buat beli kerupuk sama air minum. Dia ada lagi, saya langsung lari, begitu," tutur Abah Tono.

Baca juga : Akhiri Konflik Dua Negara, Hamas Siap Letakkan Senjata, Ini Syaratnya

"Kepada yang sudah memberi bantuan kepada abah, abah mngucapkan banyak-banyak terima kasih atas bantuan dari kalian semoga dibales sama Allah. Mohon maaf saja kepada semua relawan-relawan atau bantuan dari semua pihak. Kepada tetangga saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih," tandasnya.

Tetap dapat bantuan

Sementara itu, Kepala Desa Pangauban, Kabupaten Bandun, Jawa Barat, Enep Rusna mengatakan, meski Abah Tono berbohong dengan mengatakan hanya dapat Rp 1.500 dari memulung, padahal rumahnya dua tingkat, namun yang bersangkutan tetap mendapat bantuan dari pemerintah desa setiap bulan.

Enep berjanji bantuan pemerintah Desa Pangauban yang kerap diterima Abah Tono setiap bulan tidak akan dihentikan meski telah membuat malu masyarakat sekitar.

"Bukanya mau menyetop, tapi menurut hemat saya masih banyak yang harus dikasihani. Kalau mau kasih bantuan jangan karena viral Pak Tono yang membohongi diri sendiri," tutur Enep saat dikonfirmasi via sambungan telepon, Minggu (10/5/2020).

Lantaran sudah kadung viral, kondisi kehidupan serta rumah Abah Tono yang tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat akhirnya menarik perhatian sejumlah media massa terutama televisi.

Pihak kepolisian pun sempat mendatangi kediaman Abah Tono untuk meminta penjelasan kepadanya.

Viral dapat Rp 1.500

Sebelumnya, pengakuan Abah Tono hanya mendapat uang Rp 1.500 dari memulung barang rongsokan di Bandung, Jawa Barat, membuat tetangganya meradang dan malu.

Sebab, setelah pengakuannya viral, tetangganya di Kampung Babakan Sondiri, RT 02/07, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, menjadi malu karena dianggap tidak peduli.

Padahal kenyataannya, Abah Tono termasuk warga yang berkecukupan, bahkan rumahnya saja dua tingkat.

"Tetangga Abah Tono dicemooh karena dianggap tidak peduli. RT RW juga banyak yang tidak terima kalau dibilang Abah Tono buat makan saja susah," tutur Kepala Desa Pangauban Enep Rusna saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/5/2020).

Sebagai pemangku jabatan pemerintahan desa, Enep pun mendapat imbas negatif.

Beberapa orang pejabat menegurnya dan meminta agar dirinya segera membantu Abah Tono.

"Kenyataan Abah Tono punya rumah bagus, buat makan juga enggak kesulitan karena anak-anaknya pada kerja di pabrik-pabrik. Terus, bantuan tunai dari desa berupa sembako juga setiap bulan dikasih," ungkapnya.

Sejak video Abah Tono viral, Enep mengatakan kampungnya sering kedatangan orang-orang kaya yang ingin membantu Abah Tono.

Namun setelah melihat kondisi asli Abah Tono, tidak sedikit para dermawan yang mengaku kecewa dan merasa tertipu.

"Kalau yang mengadu ke saya ada tiga orang merasa ketipu. Ada dua kali saya dengar dia bilang seperti kena prank, atau apalah gitu. Karena banyak yang merasa tertipu, akhirnya yang tadinya mau ngasih bantuan ke Pak Tono malah ngasihnya ke tetangga Pak Tono yang benar-benar miskin," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, belakangan ini warga Bandung, Jawa Barat, dibuat terenyuh dengan beredarnya video wawancara seorang laki-laki tua bernama Abah Tono yang mengaku hanya mendapatkan penghasilan Rp 1.500 hingga Rp.2.000 per hari dari hasil memulung.

Bagaimana tidak terenyuh, pria yang mengaku kelahiran tahun 1950 ini dalam video tersebut mengatakan, uang sebesar Rp 1.500 yang dia dapatkan sudah terbilang besar meski tidak bisa digunakan untuk makan setiap hari .

"Cukup beli minum saja, makan gimana nanti saja, kadang-kadang makan, kadang-kadang enggak. Uang Rp 1.500 kan gede buat Abah mah, bisa buat beli kerupuk," ucap Abah Tono.

Namun ternyata, pengakuan Abah Tono itu tidak sesuai dengan kenyataan di rumahnya.

Sebab, warga Kampung Babakan Sondiri, RT 02/07, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ini ternyata memiliki rumah dua tingkat.

"Malah hampir tiga tingkat walau pun belum beres, sepeda motor juga punya," katanya tetap dibantu.

Banyaknya orang luar desa Pangauban yang hilir mudik keluar masuk desa untuk memberikan bantuan kepada Abah Tono juga menimbulkan kekhawatiran lain.

"Sekarang ini kan musim Covid-19, sejak viral jadi banyak tamu keluar masuk ingin tahu rumah Pak Tono. Yang kita takut malah nanti ada penularan. Makanya tetangganya juga geram, takutnya yang bawa bantuan malah bawa penyakit," tuturnya.

Meski demikian, Enep mengaku tidak akan melarang siapa pun untuk memberikan bantuan langsung kepada Abah Tono.

Namun dia mengimbau kepada para dermawan agar bisa memperhatikan masyarakat lain yang kondisi ekonominya di bawah Abah Tono. (kompas.com).