Dampak Corona Terhadap Perekonomian Dunia dan Pergerakan Pasar Minyak

law-justice.co - Direktur Anugerah Mega Investama sekaligus anaslis saham Hans Kwee menyampaikan pasar keuangan dunia sempat positif karena Presiden AS Donald Trump mengatakan telah bicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman untuk mengurangi produksi minyak mentah. Namun adanya wabah Corona dipercaya bisa menghambat pergerakan pasar.

Ia mengatakan jika Trump memperkirakan kedua Negara akan mengurangi produksi hingga 10 juta barel. Brent patokan internasional naik 21 persen dan West Texas Intermediate patokan Amerika juga naik 25 persen. Tahun ini minyak sudah turun lebih dari 58% yang berakibat pelaku pasar menjual aset keuangan lain untuk menutup kerugian kontrak minyak mentah. Penurunan ini juga memukul industri shale oil AS yang mendorong ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja di sana.

Baca juga : IHSG Ambruk Cetak Rekor Terendah Sejak Akhir 2023, Ini Penyebabnya

“Saya tidak percaya Rusia dan Anggota OPEC akan segera menurunkan pasokan minyak mentah mereka karena Arab baru saja menaikan produksinya. Selain itu tanpa partisipasi AS dalam menurunkan produksi Shale oil sulit menemukan penurunan produksi dalam waktu dekat. Minyak cenderung tertekan akibat penurunan permintaan akibat aktivitas lockdown yang diterapkan berbagai negara untuk melawan Covid-19. Hanya China yang mulai pulih dari Covid-19 dilaporkan mulai membeli minyak untuk cadangan darurat menjadi berita positif minyak mentah,” ungkap Hans Kwee kepada Law-justice.co melalui pesan, di Jakarta, Sabtu (4/4/2020).

Wall Street menutup pekan dengan penurunan setalah pelaku pasar kembali fokus Covid 19. Telah ada 1.098.762 kasus Covid 19 di dunia dengan 59.172 mengalami kematian. USA memimpin dengna 277.467 kasus dengan kematian 7.402. Pasar dalam dua pekan kedepan akan memperhatikan pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan mereka bersiap dengan lonjakan kasus virus korona baru dalam dua pekan kedepan.

Baca juga : Simak Deretan Rekomendasi Saham Berpotensi Raih Cuan Pekan Ini

Pejabat Gedung Putih memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 kematian di AS dengan perkiraan puncaknya selama dua minggu ke depan. Sebagian besar data yang keluar mengkonfirmasi dampak buruk covid 19 terhadap perekonomian USA dan Dunia. Indeks manufaktur ISM turun menjadi 49,1 di Maret dari 50,1 pada Februari. Klaim awal tunjangan pengangguran naik menjadi 6,65 juta dari sebelumnya 3,3 juta pengangguran AS pada pekan terakhir Maret.

Data ini kembali mencatatkan rekor tertinggi. Sedangkan data lapangan kerja AS turun 701.000 pada Maret dan ini merupakan laporan pekerjaan terburuk sejak 2009. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4%.

Baca juga : IHSG Ambruk 1,68%, Asing Net Sell Rp 2,48 Triliun, Ini Sebabnya

Lockdown di sebagian wilayah melawan Covid 19 membuat ekonomi USA menjadi berat dan ini akan di konfirmasi oleh data-data yang keluar. Ditambah dengan lonjakan kasus Covid 19 membuat kami perkirakan Indek- indek di Wall Street akan cenderung tertekan pekan depan.
Pekan lalu bursa Eropa cukup berflutuasi setelah terangkat oleh kenaikan harga minyak. Tetapi besarnya data kasus Covid 19 di Italy, Spain, Germany dan France menekan pergerakan pasar keuangan. Besarnya kasus di Italy, Spain dan France di ikuti angka persentase kematian yang cukup tinggi diatas 10 %. Italia memberikan harapan setelah mulai menunjukan kurva penuruna pada kasus baru, tetapi masih cukup awal menyimpulkan bahwa Covid 19 akan segera berlalu dari Negara tersebut.

Data ekonomi yang keluar mengkonfirmasi dampak Covid 19 terhadap perekonomian. Sebagian saham industry keuangan mengalami tekanan akibat menunda dan membatalkan pembagian dividen dan akan memilih melakukan buyback saham mengikut anjuran Bank Sentral Eropa (ECB). ECB mengnajurkan agar uang tunai yang dihasilkan harus digunakan untuk menopang perekonomian kawasan tersebut. Dalam jangka pendek terutama dalam periode ketidak pastian pelaku pasar lebih mementingkan kas.

Karena itu pelaku pasar memilih menjual aset berisiko dan memegang kas. Dijangka panjang strategi buyback akan menguntungkan perusahaan dan pemegang saham.

“Kami pikir pasar Europa akan cenderung fluktuasi cenderung tertekan,” ujar dia.

Pasar saham Indonesia sempat menguat merepon paket stimulus fiskal senilai Rp405,1 triliun yang disampaikan Presiden Jokowi untuk melawan dampak negatif penyebaran pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. Tetapi perkiraan terburuk dampak Covid 19 terhadap perekonomian juga menekan pergerakan pasar. Perkiraan nilai tukar Rupiah terhadap USD dari RP 17500 -20000, Inflasi 3,9 – 5,1 minyak 38 -31 dan perumbuhan ekonomi 2,3% - minus 0,4%. Angka prediksi yang jelek akan menjadi kekuatan dan sentiment positif ketika data realisasi lebih baik dari perkiraan.

Pasar menutup akhir pekan dengan kinerja positif akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan stimulus fiskal. Kenaikan jumlah kasus yang cenderung lebih lambat di bandingkan Negara lain di kawatirkan akibat masih rendahnya jumlah test yang dilakukan. Kenaikan jumlah kasus ketika test di perbanyak menjadi indikasi bagus penangan kasus Covid 19.

IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah terkoreksi di awal-awal pekan dan kembali menguat di akhir pekan. Pergerakan IHSG akan sangat di pengaruhi pasar global dan regional. Support IHSG di level 4393 sampai 3918 dan resistance di level 4848 sampai 5112. Cenderung BOW atau beli ketika terjadi pelemahan di pasar.