Gegara Kebijakan Pemerintah Ini, Perusahaan Transportasi Online Hancur

Jakarta, law-justice.co - Perusahaan transportasi online terkena imbas penyebaran virus corona, karena pemerintah menerapkan kebijakan kerja dari rumah (Work From Home/WFH). Bagaimana kondisi perusahaan transportasi online setelah kebijakan WFH berjalan?

Menurut lembaga Statqo Analytics yang mengkaji kondisi dua perusahaan transportasi online yaitu Grab dan Gojek, pengguna aktif transportasi online mengalami penurunan sejak pertengahan Maret 2020 lalu. Tepatnya setelah pemberlakuan imbauan work from home (WFH) sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga : Hajar Inggris 5-0, Tim Thomas Indonesia Berada di Puncak Klasemen

"Secara signifikan itu mulai menurun sejak diberlakukannya kebijakan WFH dan mulai meliburkan sekolah sejak minggu kedua Maret 2020," ujar Marketing and Creative Content Statqo Adzkia Arif kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).

Menurut analisis lembaga tersebut sejak 13 Maret 2020, pengguna Gojek dan Grab kompak mengalami penurunan jumlah pengguna aktif secara harian.
"Rata-rata jumlah pengguna harian kedua moda transportasi itu diperkirakan menurun hingga 17% selama 1 bulan terakhir," kata Adzkia.

Baca juga : Diberi Karpet Merah, Prabowo-Gibran Hadiri Acara Halal Bihalal PBNU

Berdasarkan Data Statqo rata-rata pengguna aktif pada aplikasi Gojek pada akhir Februari 2020 berada di kisaran 3,3 juta pengguna. Sedangkan Grab memiliki rata-rata 3 juta pengguna. Akan tetapi memasuki bulan Maret 2020 mulai terjadi penurunan.

Pengguna aktif Gojek menurun sekitar 14% dari rata-rata mingguan pada 13 Maret sekitar 3,2 juta pengguna, menjadi hanya 2,5 juta pengguna pada 26 Maret 2020. Sementara Grab, mengalami penurunan hingga 16% dari rata-rata sekitar 2,5 juta pengguna aktif menjadi hanya 2 juta pengguna aktif pada 26 Maret 2020.

Baca juga : Terkait Narkoba, Aktor Rio Reifan Kembali Ditangkap Polisi

Data ini juga menunjukkan penurunan pada minggu kedua bulan Maret yakni pada tanggal 19 Maret, Gojek turun di angka 2,9 juta sedangkan Grab hanya 2,4 juta.

Untuk itu, menurut Adzkia dengan adanya dampak negatif virus corona terhadap industri transportasi online ini harus segera diantisipasi oleh pemerintah.

"Langkah-langkah seperti insentif ketenagakerjaan terutama untuk mitra transportasi online, penyaluran cash transfer lewat program PKH ataupun dukungan dari segi regulasi harus terus didorong untuk mengurangi beban masyarakat," tutur Adzkia.(detikcom)