Himawan Sutanto, Aktivis 1980-an

Ketika Indonesia Di Antara Investasi Dan Pesimisme Ekonomi

Jakarta, law-justice.co - Ratusan jamaah akhirnya harus mengubur dulu dalam menjalankan ibadah sunah umrahnya. Karena Arab Saudi menghentikan ibadah umrah dari berbagai negara sebagai dampak virus corona yang menghebohkan dunia.

Sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbesar selalu jadi incaran para travel umrah yang ada di tanah air. Keputusan Arab Saudi telah memporak porandakan bisnis travel umrah di Indonesia.

Baca juga : Meski Gencatan Senjata, G20 : Tak Ada Konsensus Solusi 2 Negara

Sementara Menteri agama tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kasus di atas. Tidak seperti menangani kasus radikalisme, lantang dan seperti pahlawan. Tapi kali ini diam seribu bahasa.

Berawal Dari Virus Corona

Baca juga : Usai Dihujat Netizen, Menkeu Minta Ditjen Bea Cukai Berbenah

Munculnya virus corona masih menjadi trending topik di berbagai penjuru dunia. Virus yang disebut-sebut pertama kali ditemukan di wilayah Wuhan, China itu, kini telah mewabah hingga ke Jepang, Korea, Amerika Serikat, Malaysia, hingga ke Singapura.

Serangan virus corona sudah masuk ke beberapa negara di dunia. Virus corona pada mulanya merupakan virus yang menginfeksi antarhewan, namun virus ini telah berevolusi dan menyebar ke dapat menginfeksi manusia. Dengan gejala awal batuk, pilek, kelelahan, demam, hingga sesak napas.

Baca juga : Saksi : Dirjen Kementan Patungan Rp 500 Juta Belikan Anak SYL Mobil

Berdasarkan informasi dari Komisi Kesehatan Nasional China, virus corona memiliki kemiripan seperti virus SARS dan MERS yang dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Korban meninggal akibat wabah virus corona mencapai 80 orang dengan lebih dari 2.300 orang terinfeksi.

Cepatnya penyebaran virus tersebut ke berbagai negara, menjadi perhatian khusus di Indonesia. Karena itu, sejumlah daerah diminta untuk turut serta mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

Dikutip dari Web MD, Coronavirus sebetulnya virus umum yang kebanyakan tidak berbahaya. Virus corona menginfeksi hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas. Meski begitu, infeksi beberapa jenis virus corona ternyata bisa berdampak serius.

Virus sejenis ini telah mengakibatkan 585 kematian akibat Middle East Respiratory Syndrome (MERS), yang muncul pertama kali pada 2012 di Arab Saudi. Sebelumnya pada 2003, virus sejenis juga menyebabkan 774 kematian akibat Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Sementara pada akhir Januari 2020, WHO mengindentifikasi Covid-19 di China dan ada sekitar 300 kasus yang teridentifikasi di sana. Tiap negara telah menyiapkan upaya pencegahan dan pengamanan, namun virus corona tetap mampu menyebar ke seluruh dunia.

Dari hal di atas, bisa kita simpulkan, sekarang dunia menjadi panik. Sampai beberapa saham dunia jatuh dan mata uang rupiah pun terpuruk sampai 14.500 per dolar AS.

Pertanyaannya ada perubahan apa dengan dunia internasional? Kenapa Indonesia tenang-tenang saja, sampai negara lain memasukkan sebagai daerah yang "berbahaya"?

Politik Ekonomi

Kalau kita melihat persoalan di atas, sepertinya ada kuatan besar ingin menghancurkan China dengan isu virus corona. Di mana secara politik global, China telah mendominasi perekonomian dunia. Sampai Amerika saja tidak mampu mengejarnya.

Di samping itu Cina telah membuat beberapa negara di Afrika mengalami gagal bayar utang dan negara tersebut akan di ambil oleh Cina.

Itulah gambaran di atas yang membuat Italia, Amerika, Arab Saudi, Australia, dan negata lain melakukan boikot sosial kepada China.

Hal itu berdampak kepada Indonesia yang dianggap sekutu baru China. Virus Corona juga berdampak pada penghentian pembangunan jalur kereta api Jakarta-Bandung, serta pembangunan beberapa infrastruktur yang berhubungan dengan investasi China.

Sungguh ironi kalau virus corona berdampak kepada kegiatan ekonomi dunia. Saya melihat hal itu memang ada desain pertarungan politik global terhadap dominasi China.

Amerika sebagai negara adikuasa menggunakan WHO sebagai corong utama kasus virus corona dan itu mampu menghipnotis dunia. Hal lain yang patut di lihat secara nyata adalah sekutu utama Amerika, yaitu Australia, Arab Saudi, dan Singapura berada paling depan dalam memerangi virus corona tersebut.

Tak mustahil, Amerika memainkan standar ganda untuk menghabisi politik ekonomi China ke depan. China sudah kewalahan, karena setiap hari ada sekitar ratusan warganya mati dan dikremasi. Hal itu bisa dilihat dari satelit yang tersebar di sosial media.

Jadi tak heran jika Sri Mulyani mengatakan "Pada 2020 ada optimisme, namun hanya dalam seminggu itu berbalik. Kemudian virus Corona ini menimbulkan pesimisme yang menggulung ekonomi pada Januari ini".

Walaupun itu sebelumnya sudah diperkirakan oleh Dr Rizal Ramli, ekonom dan mantan Menteri Ekonomi di era Gus Dur.