Hanya Adu Ngotot & Merusak Filsafat, Orang Ini Imbau Jangan Nonton ILC

Jakarta, law-justice.co - Publik diimabu oleh Sastrawan Goenawan Mohamad untuk tidak menonton acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang disiarkan stasiun televisi TV One. Menurutnya, acara ILC bisa merusak filsafat.

“Jangan nonton Indonesia Lawyers Club,” ujar Goenawan seusai acara diskusi publik bertajuk “Menolak Pembusukan Filsafat," di Tjikini Lima Café dan Resto, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (13/2).

Baca juga : KPK Masukkan Eks Kadis PUPR Papua ke Lapas Sukamiskin

Meski disebutnya dapat merusak filsafat, Goenawan tetap mengakui bahwa acara yang dipandu oleh Karni Ilyas itu merupakan contoh acara yang paling baik untuk menunjukkan orang bebas berbicara dan berdebat, namun tidak ada tukar pikiran. Menurut dia, dalam acara ILC yang terjadi bukan bertukar pikiran, tetapi ngotot-ngototan.

“Contoh yang paling baik di Indonesia Lawyers Club, bukan tukar pikiran, tetapi ngotot-ngototan, akhirnya, yang penting bukan kebenaran, tetapi suara yang paling ramai. Karena itu, saya tidak pernah nonton ILC, tetapi tidak fair kalau saya mengatakan acara itu tidak bagus,” jelas Goenawan.

Baca juga : Bahlil : Realisasi Investasi Kuartal I-2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Goenawan berharap masyarakat tidak menghabiskan waktu menonton sesuatu yang tidak ada tukar pikirannya. Goenawan pun menganjurkan agar masyarakat lebih menggeluti dunia filsafat dengan berbagai dialog, diskusi, dan tukar pikiran.

Lebih lanjut, Goenawan menilai, bahasa pembusukkan filsafat terlalu berlebihan. Menurut Goenawan, yang terjadi saat ini sebenarnya hanya perusakan atau gangguan terhadap filsafat.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

“Mungkin maksudnya pemikiran filsafat ada kerusakan karena tidak ada daya kritis, tidak ada diskusi, tidak ada penulisan sehingga dunia pemikiran mengalami gangguan. Saya pikir itu (istilah pembusukan) didramatisir saja, sekarang banyak yang berminat filsafat. Jadi, (filsafat) nggak membusuk, cuma dalam keadaan terganggu,” tandas Goenawan. (Beritasatu)