Yuk Kenali Dysphoria Gender, Penyakit yang Diderita Transgender

[INTRO]

Berkaca dari kasus Lucinta Luna yang sekarang jadi perbincangan, ada penyakit yang banyak dialami oleh kelompok transgender dengan nama Dysphoria Gender. Dysphoria gender juga dikenal sebagai gangguan identitas gender. Orang yang mengalami penyakit ini memiliki perasaan tidak nyaman atau tertekan karena merasa identitas gendernya berbeda dengan jenis kelaminnya saat lahir.

Gangguan identitas gender ini dilansir dari Mayo Clinic dan Suara.com, biasa dialami oleh transgender dan orang yang tidak sesuai gendernya. Meskipun, beberapa orang mungkin tidak terpengaruh.

Baca juga : Aksi May Day Besok, Partai Buruh Bakal Geruduk Istana Presiden

Karena, ada pulang transgender dan orang yang tidak sesuai gendernya tetap merasa nyaman dengan tubuhnya, baik dengan atau tanpa intervensi medis.

Istilah dysphoria gender ini diterbitkan oleh American Psychiatric Association dalam Manual Diagnostik Statistik Gangguan mental (DSM-5) untuk mendiagnosis kondisi mental.

Baca juga : Warga Diminta Waspada, PVMBG: Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Tsunami

Dysphoria gender artinya kesulitan dalam mengidentifikasi seks biologis pada individu. Sebuah studi menyebutkan, dysphoria gender bisa disebabkan oleh perkembangan identitas gender sebelum kelahiran.

Gangguan ini disebabkan oleh suatu kondisi medis langka, seperti hiperplasia adrenal bawaan dan kondisi interseks.

Baca juga : Istilah KKB Jadi OPM, Pemerintah Pakai Pendekatan Nasionalis Sempit

Pada hiperplasia adrenal bawaan, janin perempuan akan memiliki kelenjar adrenalin yang memproduksi hormon seks pria. Hal ini membuat vagina membengkak, sehingga bisa terjadi kesalahpahaman janin terlihat seperti bayi laki-laki.

Sedangkan interseks, merupakan kondisi langka bayi lahir dengan dua alat kelamin, vagina dan penis. Dalam kasus ini, anak diperbolehkan tumbuh dengan dua alat kelamin sampai dewasa. Lalu, ia diperbolehkan memilih hidup dengan satu kelamin.

Sumber : Suara.com