Rizal Ramli Beberkan Cerita Di Balik Utang Indonesia yang Ugal-ugalan

Jakarta, law-justice.co - Banyak kalangan yang terus menyoroti jumlah utang Indonesia yang terus membengkak. Terlebih lagi, pertumbuhan utang Indonesia jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

Inilah yang disebut ekonom senior, Rizal Ramli, utang Indonesia sudah ugal-ugalan. Karena rasio utang Indonesia sudah mencapai 29,8 persen dari GDP, melewati batas aman.

Baca juga : Pemilu 2024 Diprediksi Sumbang 0,20% ke PDB RI

"Sejarah rasio aman utang 60 persen PDB adalah berdasarkan dua kali rasio pajak negara-negara OECD. Karena rasio pajak negara-negara OECD adalah 30 persen, maka ditetapkan rasio pajak 2 x 30 persen, sama dengan 60 persen," terang RR, panggilan akrabnya, Sabtu (1/2).

"Masalahnya, Indonesia bukan negara maju yang rasio pajaknya tinggi, rasio pajak Indonesia hanya 10-11 persen. Artinya, rasio aman utang Indonesia seharusnya adalah 2 kali 11 persen, alias 22 persen. Sedangkan kini rasio utang Indonesia sudah 29,8 persen GDP," lanjut RR.

Baca juga : Saat Rizal Ramli Pergi di Tengah Pahitnya Kehidupan Ekonomi & Politik

Dalam pandangan Rizal Ramli, rasio utang Indonesia tersebut jelas sudah di atas batas aman. Karena berdasarkan ratio Debt-Service/Export Revenue, batas amannya hanya 20 persen.

"Rasio yang lazim digunakan untuk negara berkembang adalah kemampuan bayar utang suatu negara, yang dilihat dari ratio Debt-Service/Export Revenue. Batas aman adalah 20 persen," tegas mantan Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian ini.

Baca juga : Hariman Siregar Beberkan Pesan Terakhir Rizal Ramli Sebelum Wafat

RR pun makin menegaskan ancaman utang Indonesia yang akan terus menggunung jika tak ada solusi nyata dari pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan utang Indonesia jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

Utang pemerintah Indonesia setiap tahun bertumbuh rata-rata 20 persen. Sementara pertumbuhan PDB Indonesia hanya rata-rata 5 persen setiap tahun. Jadi, tegas RR, utang pemerintah bertumbuh 4 kali lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

Untuk diketahui, anggaran pembayaran bunga utang tahun 2020 mencapai Rp 295 triliun. Sementara pembayaran pokok utang Rp 351 trilliun.

Total pokok dan bunga utang Indonesia mencapai Rp 646 triliun. Ini jelas menjadi masalah besar bagi ekonomi Indonesia di masa depan. (rmol.id).