Kritik Evakuasi WNI Pakai Batik, Mantan KSAU: Garuda & TNI AU Ke Mana?

Jakarta, law-justice.co - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mempertanyakan alasan Pemerintahan Jokowi yang memlilih pesawat Batik Air milik Lion Air Group saat melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China.

“Koq yang menyelamatkan warganegara Indonesia BAtik Air ya? Kemana GAruda kemana Angkatan Udara? Rada Aneh aja he he he he,” kata Chappy Hakim di akun Twitter-nya @chappyhakim.

Baca juga : Marak Demo Bela Palestina, Joe Biden: Tak Ubah Posisi AS ke Israel!

Padahal dia berharap maskapai Garuda Indonesia yang melakukan evakuasi WNI di Wuhan, China.

Baca juga : Minta Pemerintah Tunda Pendaftaran CPNS 2024, Ombudsman: Ada Pilkada!

Screenshot Twitter

“Koq yang menyelamatkan warganegara Indonesia BAtik Air ya? Kemana Garuda kemana Angkatan Udara? Rada Aneh aja he he he he,” jelasnya.

Baca juga : Status Gunung Ruang Awas, 12 Ribu Warga Radius 7 Km Harus Direlokasi

Batik Air dan Lion Air yang ikut evakuasi WNI di Wuhan, kata Chappy bisa diberi penghargaan.

“Sebagai penghargaan sdh wkt nya meresmikan Batik dan LionAir Group sebagai Flag Carrier dan Duta Bangsa,” pungkas Chappy.

Sebelumnya, Pemerintah memutuskan menggunakan pesawat Batik Air dalam proses evakuasi WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Setibanya di Indonesia, 245 WNI yang dipulangkan akan diobservasi selama dua pekan di Natuna, Kepulauan Riau, untuk memastikan mereka terbebas virus corona.

Batik Air –yang berada di bawah Lion Air Group– dipercaya Kementerian Luar Negeri untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan.

Pesawat Batik Air yang dikirim merupakan jenis Airbus A-330, dan telah disterilisasi dan disemprot disinfektan.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menjelaskan pemerintah memutuskan menggunakan Batik Air atas saran pemerintah China. Sebab, selama ini Lion Air memang memiliki rute penerbangan Jakarta-Wuhan.

“Untuk mempercepat proses clearance, otoritas Republik Rakyat Tiongkok sarankan memakai (resumption) slot yang secara reguler sudah melayani jalur tersebut,” jelas Retno, Sabtu (1/2).

“Oleh karena itu, kita gunakan slot Lion dengan memakai Batik Air (satu grup). Pesawat badan lebar yang kita pakai muat sekitar 300 orang dan tidak perlu transit,” imbuhnya.

Retno menjelaskan, dalam situasi darurat seperti ini, pihaknya ingin mengutamakan kecepatan agar bisa segera mungkin mengevakuasi WNI.

Hal senada juga dijelaskan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Ia mengatakan, Lion Air Group ditunjuk pemerintah karena otoritas China telah mensyaratkan pelaksanaan evakuasi WNI haruslah operator yang memiliki izin penerbangan dari dan ke Wuhan.

“Yang memiliki izin rute tersebut adalah Lion Air dan Sriwijaya Air. Dan yang memiliki pesawat wide body (bodi lebar) adalah Lion Air melalui pesawat Batik Air,” ungkap Budi.

Budi memastikan, pihaknya bersama Kemlu, Kemenkes, dan pihak lainnya terus mengawal seluruh WNI hingga tiba di Indonesia, termasuk sampai tahap observasi.

“Lead sector misi (kemanusiaan) adalah Kemenlu dan Kemenkes, Kemenhub men-support. Penerbangan akan kami kawal sesuai peraturan ICAO dan perundangan berkaitan dengan safety dan security,” tutup Budi. (Suaranasional.com)