Marak Demo Bela Palestina, Joe Biden: Tak Ubah Posisi AS ke Israel!

Jakarta, law-justice.co - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan dukungan terhadap Israel tak berubah meski begitu banyak mahasiswa dan kampus di negaranya menyuarakan dukungan kepada Palestina dalam satu pekan terakhir.

Dia mengatakan demo dan aksi protes atas perang yang terjadi di Gaza tidak akan membuatnya mempertimbangkan kembali posisi dan kebijakan AS terhadap Israel.

Baca juga : Ketika Gerakan Perubahan Jangan Menyerah

"Tidak [berubah]," kata Joe Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih seperti diberitakan CNN pada Kamis (2/5).

Biden sebelumnya mengatakan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri melawan Hamas. Hal itu menyikapi gempuran brutal Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023.

Baca juga : Bahkan Indonesia Sampai Impor Cabai-Bawang Putih dari Singapura

Di sisi lain, dia bersikeras agar lebih banyak bantuan kemanusiaan mengalir ke Gaza.

AS juga kini menekan Israel dan Hamas supaya segera mencapai kesepakatan pembebasan sandera yang juga akan menghasilkan gencatan senjata sementara.

Baca juga : Usai KRIS Berlaku, Iuran BPJS Kesehatan Bakal Jadi Tarif Tunggal

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam beberapa hari terakhir sedang melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk memastikan kondisi di Gaza, dan tak lebih banyak lagi warga sipil yang jadi korban.

Blinken menekankan AS tidak mendukung rencana Israel untuk melakukan serangan darat ke Rafah, terutama tanpa rencana tindakan kemanusiaan dan di tengah pembahasan proposal gencatan senjata bersama negara-negara mediator.

Sedangkan di AS, sejumlah kampus-kampus menggelar demo dalam satu pekan terakhir. Mereka menuntut universitas memutus hubungan dengan Lembaga atau entitas di Israel dan menyerukan pembebasan Palestina.

Namun, demo diwarnai penangkapan dan kekerasan. Di Universitas Columbia misalnya, polisi menangkap ratusan pelajar.

Gelombang demo di AS terjadi saat agresi Israel di Gaza kian brutal. Sejak agresi itu, lebih dari 34.000 warga di Palestina tewas.

Menyikapi situasi tersebut, Biden menyatakan AS bukan negara otoriter yang menutup ruang bersuara. Namun, menegaskan ketertiban juga harus tetap ditegakkan ketika menggelar demonstrasi.

"Kita [AS] bukan negara otoriter yang membungkam orang atau membungkam perbedaan pendapat," kata Biden di Gedung Putih seperti diberitakan AFP pada Kamis (1/5).

"Tetapi kita juga bukan negara tanpa hukum. Kita adalah masyarakat sipil, dan ketertiban harus ditegakkan," tegasnya.

Biden menilai aksi protes tidak boleh terus dibiarkan hingga mengganggu perkuliahan hingga jadwal wisuda ribuan mahasiswa di kampus-kampus seluruh AS.

Menurutnya, harus ada keseimbangan antara hak untuk menggelar aksi prots secara damai, dan juga kebutuhan untuk mencegah kekerasan dalam aksi.

Sehingga, dia menekankan Garda Nasional AS tidak perlu turun tangan dalam membubarkan pedemo.