Megawati: Ajari Anak Agama, Tapi Setelah Besar Malah Bunuh Orang?

Jakarta, law-justice.co - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengaku prihatin dengan adanya aksi-aksi teroris keji. Bahkan menurutnya semangat aksi-aksi tersebut tumbuh sejak dini, diturunkan kepada anak-anak pelaku terorisme.

Dilansir dari Gelora.co, menurut Megawati, aksi seperti itu bukanlah cerminan dari manusia Indonesia yang seharusnya memegang asas Pancasila.

Baca juga : Penjelasan PDIP soal Prananda Prabowo Kembali Tak Hadiri Rakernas

“Untuk apa kita diberikan sebagai seorang ibu? Apa itu peri kemanusiaan? Untuk membesarkan anak-anak kita menjadi orang yang pintar, orang yang punya budi pekerti. Bukan hanya beragama, lalu kerjanya setelah besar hanya bunuh orang," kata Megawati di Gedung Konvensi TMPN Utama Kalibata, Jaksel, Senin (9/12/2019).

"Apa bisa setelah besar hanya bunuh orang? Apakah itu manusia Indonesia?,” lanjut Megawati saat membuka Workshop Wawasan Kebangsaan untuk PNS Kemensos.

Baca juga : Hasil Rakernas PDIP: Pemilu 2024 Paling Buruk dalam Sejarah Demokrasi!

Ia pun heran dengan adanya radikalisme yang masih tumbuh hingga saat ini. Radikalisme yang berujung melenyapkan nyawa orang lain.

“Memangnya, yang radikalisme itu, berapa orang yang mau dibunuh sih orang yang nonmuslim, mau diapakan?” serunya lagi.

Baca juga : Ketika Pidato Mega Jadi Refleksi Kejengkelan atas Hasil Pilpres 2024

Menurut Megawati, orang-orang radikal seperti itu tak seharusnya tinggal di Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Megawati menyorot kasus penusukan Wiranto. Katanya, hal itu tidak seharusnya terjadi apabila semuanya mengamalkan betul sila ke-2, yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

“Itu loh kenapa kita rusak kalau nggak cocok langsung dibunuh. Nggak ngerti saya, apa salah Pak Wiranto loh ya, yang nusuk dia belum tentu kenalan Bapak Wiranto, main tusuk aja,” ujar Megawati.

Kepada para PNS Kemensos, Megawati menyampaikan bagaimana kebanggaan yang mestinya dirasakan orang-orang Indonesia yang beragam namun bersatu.

“Kita ini manusia percampuran yang datang dari segala penjuru karena daerah Nusantara ini itu adalah daerah transit beratus tahun yang lalu, melalui perdagangan rempah-rempah. Kalau saya sih bangga banget jadi orang Indonesia. Orang Indonesia ideologinya Pancasila,” pungkasnya.