Pecat Pembantunya yang Pro-Khilafah, Menag Fachrul: Bahaya

Jakarta, law-justice.co - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengaku pernah memiliki seorang asisten rumah tangga (pembantu) yang pro-khilafah.

Kata dia, pembantu yang kini dipecatnya itu awalnya tidak tahu apa-apa soal khilafah.

Baca juga : Fachrul Razi Ingatkan Hakim MK Tidak Tergoda Janji Duniawi

"Saya punya pembantu di rumah, ikut saya sudah lama sekali, ada 20 tahunan. Mengaji belum bisa, kami ajar sedikit-sedikit. sembahyang belum bisa, kami ajar sedikit-sedikit. Kami berangkatkan umrah, tidak lama kemudian sudah ngomong khilafah," kata Menag Fachrul Razi seperti melansir detik.com.

"Kita ajarkan, kita jelaskan, susah. Karena mungkin dia sudah terlalu banyak dekat dengan beberapa orang di musalanya yang turut menjejali," imbuh dia.

Baca juga : Larangan Pengeras Suara Luar saat Ramadan Usik Suasana Hati Umat Islam

Dia mengatakan pembantunya itu berkata bahwa Indonesia harus menerapkan sistem khilafah. Bahkan, menurut Fachrul, pembantunya ingin negara ini tak dihuni selain muslim.

"Malah bilang ke saya begini, `Pak, pokoknya Islam di Indonesia yang betul khilafah, Pak. Supaya nonmuslim mau keluar dari Indonesia.` Bahaya sekali orang ini. Padahal dididik belum lama. Akhirnya saya keluarkan daripada membahayakan di tempat kami," sambungnya.

Baca juga : Respons KWI soal Rencana Menag Jadikan KUA Tempat Nikah Semua Agama

Kemudian dia menceritakan momen saat pembantunya tersebut ditanya tetangga mengapa keluar dari pekerjaan di rumahnya. Dia menyebut pembantunya mengatakan dirinya telah `salah jalan`.

"Pada saat ditanya tetangganya, `Kenapa kamu keluar dari rumah Jenderal?`, `Habis Pak Jenderal sudah salah jalan`,`" ucap Fachrul.

Fachrul juga bercerita ketika dia mengajari anak-anak soal agama Islam. Dia mengatakan, jika seseorang mendalami agama Islam lalu memusuhi orang lain, menurutnya, berarti ada yang salah dalam penafsiran orang tersebut.

"Dulu saya ajarkan anak-anak kecil-kecil, Islam itu adalah rahmat bagi alam semesta. Pokoknya kalau dia ada ajaran yang berbau membawa bencana memusuhi orang pasti, bukan agama Islam. Pasti ada yang salah di dalam menafsirkan Islam. Meskipun tentu saja perlu diwaspadai kadang-kadang pihak-pihak tertentu sangat mudah membawa dalil-dalil buat mereka-mereka yang masih sangat kosong tiba-tiba berubah jadi radikal," katanya.