Fahri Desak Prabowo `Buang` Para Pedagang Isu Radikalisme

Jakarta, law-justice.co - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menyebut sektor politik, hukum, dan keamanan (polhukam) di Indonesia tidak bisa diurai dengan otot atau juga otak kecil.

Oleh karenanya dia mengaku bersyukur atas pengangkatan Prof. Mahfud MD sebagai Menko Polhukam, dinilainya pas dengan kondisi Indonesia karena ia adalah tokoh yang memiliki pemikiran besar dan wawasan yang luas.

Baca juga : Diungkap Mahfudz Siddiq, Gelora Tegas Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo

“Hanya otak besar yang bisa mengurai (Polhukam). Pendekatan demokrasi itu rumit dan karena itu mahal,” kata Fahri seperti melansir gelora.co.

Fahri lalu merasa heran dengan isu radikalisme yang mencuat kembali. Ia menilai isu tersebut telah menjadi industri. Radikalisme telah menjadi ‘komuditas yang diperdagangkan’.

Baca juga : Kejagung-KPK Didesak Usut Rumor Korupsi Rafael Alun Rp3.000 Triliun

Cara para pejabat menakut-nakuti masyarakat dengan isu radikal yang dituduhkan kepada kelompok Islam sudah merusak banyak modal sosial. Hal itu tidak mudah untuk dikembalikan.

“Kok bisa bangsa mayoritas Islam ditakut-takuti dengan ajaran Islam. Lalu kok kita semua percaya bahwa radikalisme ada di mana-mana dan mengancam negara kesatuan. Ajaib,” ungkapnya.

Baca juga : Anies Mau Terima Tawaran Menteri Jika Dibolehkan Lakukan Hal-hal Ini

Hal yang membuat Fahri merasa heran adalah barang buktinya. Dia menyebut alat bukti diambil hanya dari satu-dua ceramah dari ribuan ceramah setiap hari di seluruh Indoensia. Ceramah itu, kata Fahri, di-copy dan dijadikan alat bukti.

“Jadi tugas berat Prof Mahfud MD sebagai Menteri Polhukam adalah merevisi narasi radikalisme yang telah membuat orang-orang moderat menjadi radikal, karena sebel dengan cara kerja aparat negara di bidang ini,” kata Fahri.

Selain ke Mahfud MD, Fahri juga menyampaikan pesan serupa kepada Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Dia meminta agar Prabowo menertibkan para pedagang isu radikalisme dari negara.

“Pensiunkan mereka secepatnya. Ajak para tokoh agama bersatu, ajak ulama, pendeta, pedanda, pastor dan bhiksu, dll mereka telah menjadi pahlawan kerukunan sepanjang Republik ini ada. Mereka lebih tau apa yang terjadi,” kata Fahri.