Nadiem Makarim Jadi Menteri, Bagaimana Masa Depan Gojek?

Jakarta, law-justice.co - CEO Go-Jek Nadiem Makarim resmi meninggalkan perusahaan layanan transportasi daring yang ia rintis sejak bertahun-tahun lalu hingga bisa besar seperti saat ini.

Ia memilih menerima tawaran Presiden Joko Widodo sebagai menteri di Kabinet Kerja Jilid 2.

Baca juga : Permainan Mengagumkan, Timnas Indonesia U-23 Dapat Bonus Rp23 Miliar

Lantas bagaimana nasib Go-Jek pasca ditinggalkan Nadiem. Apakah startup dengan gelar decarorn ini akan goyang ditinggal pendiri dan CEO-nya?

Melansir dari Kompas.com, ekonom sekaligus Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan, keputusan Nadiem meninggalkan Go-Jek punya konsekuensi.

Baca juga : Bobby Nasution Resmi Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

“Kita tahu kan di Go-jek itu kepemilikan Nadiem sendiri tidak lagi besar. Tetapi oleh para investornya pun tetap dipertahankan,” ujarnya dalam breaking news Kompas TV, Jakarta, Senin (21/10/2019)

 “Karena biasanya kalau menghilangkan pendiri itu sering kali berbahaya bagi kelangsungan usaha itu,” sambungnya.

Baca juga : Anies Baswedan Nyatakan Bakal Rehat Politik Sejenak

Namun Piter yakin Nadiem sudah memikirkan keputusan menjadi menteri secara matang. Termasuk mempersiapkan Go-Jek agar tidak goyang saat ia tinggalkan.

“Kalau seandainya dia akan memasuki dunia baru, (dia pastikan) tentu bayi yang dia lahirkan dan besarkan nantinya tidak akan bermasalah waktu dia tinggalkan,” kata Piter.

Dipilihnya Nadiem sebagai menteri sendiri dinilai Piter sebagai suatu penghargaan dan pengakuan terhadap bisnis startup. Ia yakin nilai valuasi Go-Jek meningkat karena keputusan Nadiem menerima tawaran Presiden sebagai menteri di Kabinet Kerja Jilid 2.