Jose Mourinho Kritik Fiosofi Sepak Bola, Siapa yang Ia Sindir?

law-justice.co - Kendati tidak sedang menangani sebuah klub sepak bola, Jose Mourinho tidak berubah. Ia tetap melontarkan kritikan dan sindiran. Baru-baru ini ia mengkritik klub dan pelatih yang terlalu menyunjung tinggi filosofi, tapi minim prestasi.

Pelatih asal Portugal tersebut telah menganggur sejak Desember 2018, ketika ia dipecat dari Manchester United menyusul kekalahan 3-1 di kandang rival mereka, Liverpool. Sebelum kehilangan pekerjaannya, Mourinho menjalani kariernya selama 18 bulan tanpa gelar.

Baca juga : Berkas Lidik Korupsi SYL Bocor, KPK Bakal Lacak Pelakunya

Pemecatan itu tidak memengaruhi keyakinan Mourinho dengan metode-metodenya yang selama ini dikenal pragmatis. Ia tetap membanggakan diri karena berhasil memenangkan 25 trofi di sepanjang kariernya.

Berbicara di beIN sports, Mourinho mengkritik para pelatih yang lebih menekankan filosofi, tetapi tidak sekali pun berhasil memenangkan gelar juara.

Baca juga : Kasus Firli Mandek, Kejaksaan Sebut Polda Belum Lengkapi Berkas

“Beberapa pelatih suka menjual ide filosofi, tetapi Anda harus menjual filosofi setelah Anda menang. Bila Anda tidak memenangkan apa pun, apa gunanya? Bila tim Anda bermain dengan sangat baik, tim Anda menang, jadi saya tidak suka kontradiksi yang kita miliki di sepak bola saat ini," katanya.

Ucapan pedas Mourinho itu membuat kita menerka-nerka, siapa kiranya pelatih yang ia maksud?

Baca juga : Politisi Demokrat Ajak Seluruh Pihak Bersatu Membangun Bangsa

Selama ini, The Special One sering disandingkan dengan rival utamanya, yakni pelatih Manchester City Pep Guardiola. Namun Pep telah memenangkan semua gelar, termasuk dua kali juara Liga Champions. Baik di Barcelona, Bayern Munchen, atau di City, semua gelar domestik telah didapatkan Pep.

Dengan begitu, kemungkina besar yang dimaksud oleh Mourinho adala pelatih Liverpool Jurgen Klopp atau pelatih Tottenham Hotspurs Mauricio Pochettino.

Sebelumnya, Mourinho pernah mengkritik Jurgen Klopp yang banyak mempublikasikan pendekatan `heavy metal football` tetapi belum sekali pun meraih gelar di klubnya saat ini. Begitu pun dengan Pochettino yang bangga dengan pendekatan Kick N Rush selama ia menangani Tottenham.

Selain mengkritik filosi sepak bola, Mourinho juga mengatakan bahwa ia telah menolak tiga atau empat tawaran melatih klub.

"Saya tahu apa yang tidak saya inginkan dan itulah alasan mengapa saya harus menolak tiga atau empat penawaran berbeda,” ujarnya.

Mourinho menegaskan, ia tidak menunggu pinangan dari salah satu klub besar. Prioritasnya saat ini adalah mencari klub bermental juara. Ia juga akan mempertimbangkan beban kerja dan target yang dipasang oleh klub tersebut.

"Saya tahu apa yang saya inginkan, bukan menunggu satu klub. Sifat pekerjaannya yang saya tunggu. Saya akan melatih Juni nanti.”