Guru Besar UGM: Kita Sebetulnya yang Salah Terlalu Melambungkan Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro menyatakan bahwa semua pihak bersalah karena terlalu melambungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Sebetulnya kita yang salah, karena kita terlalu melambungkan Jokowi pada tempat yang tinggi," katanya dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (16/3/2024).

Baca juga : Polisi Tes Urine Pengemudi Porsche Tabrak Kantor Samapta Polres Medan

Dia menjelaskan, awalnya Jokowi memang mendapatkan banyak pujian karena betul-betul menjalankan tugasnya sebagai presiden.

Meski begitu kata dia, para pendukung tidak bisa membedakan bahwa Jokowi mempunyai banyak peran.

Baca juga : SYL Bayar Gaji Pembantu Rp35 Juta dari Uang Pegawai Kementan

"Orang masih melihat Pak Jokowi ini dalam satu posisi, apa? Presiden yang baik," ujar Koentjoro.

Padahal, kata dia, Jokowi tak lagi berperan sebagai presiden ketika meloloskan putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin iparnya, Anwar Usman.

Baca juga : PN Jaksel Tolak Praperadilan Bekas Karutan KPK Terkait Kasus Pungli

"Padahal mulai kasus paman (Anwar Usman) bergerak, dia sudah mulai perannya bukan sebagai presiden, tapi bagaimana memenangkan anak emasnya (Gibran)," ucap Koentjoro.

Menurut Koentjoro, peran Jokowi sebagai presiden dan seorang bapak yang tidak bisa dibedakan pendukung.

"Dia jadi Bapaknya Gibran, tapi kita masih lihat sebagai presiden," ungkapnya.

"Makanya sekarang saya bertanya pada para pemimpin, para pejabat itu, yang mereka bela itu Jokowi sebagai presiden atau sebagai Bapaknya Gibran?" katanya.