Gibran Digadang-gadang Jadi Cawapres, Ahok: Apa Rakyat Mau Milih?

Jakarta, law-justice.co - Mantan Gubernur DKI Jakarta  yang juga merupakan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menganggap bahwa Putra Sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka belum siap menjadi pemimpin Indonesia.

Pasalnya kata dia Gibran belum teruji dan belum memiliki pengalaman menjadi pemimpin tertinggi.

Baca juga : Risma Tidak Tahu Namanya Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP

Hal itu disampaikan Ahok untuk merespons isu majunya Gibran sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

"Kalau Gibran maju, ya, sebenarnya sah saja. Namun, apa rakyat mau memilih? Gibran belum teruji dan berpengalaman. Jadi wali kota baru dua atau tiga tahun," ujar Ahok di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Heru Budi Klaim Pulau Sampah Jakarta Bisa Tampung Sampah Bodetabek

Menurut Ahok, pemimpin Indonesia itu bicara soal nyali, apalagi memimpin negara dengan persoalan sangat banyak, khususnya terkait korupsi.

"Ini bicara nyali. Akar semua masalah di negeri ini kan korupsi. Mungkin dia (Gibran) jujur, tetapi yang dibutuhkan tidak hanya jujur, melainkan jujur dan berani," kata Ahok.

Baca juga : Bukan RK, Demokrat Usulkan Ace Hasan Maju Pilgub Jabar

Dia bilang, untuk mengurus negara sebesar Indonesia setidaknya harus punya pengalaman menjadi legislatif tingkat nasional maupun eksekutif tingkat provinsi.

"Kalau belum punya pengalaman dan Anda maju presiden atau wakil presiden, nanti Anda enggak mengerti. Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju pada 2045, jangan kasih kepada orang yang coba-coba," ujar Ahok.

Dia tidak bermaksud meremehkan Gibran atau anak muda lainnya, karena Ahok meyakini bahwa anak muda bisa lebih kreatif.

"Namun, bicara tata negara, pemimpin harus mengerti konstitusi. Bukan hanya yang berani untuk maju, tetapi yang lengkap. Tidak instan."

"Saya tidak mau anak cucu saya harus menunggu sekian tahun lagi merasakan Indonesia maju. Enggak usah coba-coba deh, pilih yang pasti-pasti saja," imbuh Ahok.