Menteri Israel Dikutuk China Usai Tolak Akui Palestina

Jakarta, law-justice.co - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin mengutuk pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang menyangkal eksistensi bangsa Palestina saat berpidato dalam sebuah pertemuan di Paris, Prancis, akhir pekan lalu. Menurutnya, komentar Smotrich tidak bertanggung jawab.


“Pernyataan salah pejabat Israel itu tidak bertanggung jawab serta akan meningkatkan ketegangan saat ini antara Palestina dan Israel. Cina mengutuk ini dan mendesak semua pihak, terutama Israel, untuk bertindak hati-hati, berbuat lebih banyak untuk menenangkan situasi, menghindari eskalasi lebih lanjut, dan mencegah situasi menjadi tidak terkendali,” kata Wang saat ditanya tanggapannya tentang pernyataan Smotrich dalam pengarahan pers, dikutip laman resmi Kemenlu Cina, Kamis (23/3/2023)

Baca juga : Meski Gencatan Senjata, G20 : Tak Ada Konsensus Solusi 2 Negara

Pada kesempatan itu Wang kembali menegaskan posisi Cina dalam isu Palestina. “Cina mendukung implementasi solusi dua negara melalui dialog dan pembicaraan damai berdasarkan resolusi PBB yang relevan serta prinsip ‘tanah untuk perdamaian’, dan mendukung pembentukan negara Palestina merdeka yang menikmati kedaulatan penuh atas dasar perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya,” ucap Wang.

Dia menegaskan Cina akan terus bekerja dengan komunitas internasional untuk membantu penyelesaian isu Palestina secara adil dan komprehensif. Pada Ahad (19/3/2023) lalu, Bezalel Smotrich menghadiri sebuah pertemuan di Paris, Prancis. Dalam acara tersebut, dia menyampaikan tidak ada yang namanya bangsa Palestina. “Tidak ada Palestina, karena tidak ada orang Palestina,” ujarnya mengutip aktivis Zionis Prancis-Israel Jacques Kupler.

Baca juga : Cemas Ditahan ICC soal Gaza, Netanyahu: Tak Ada yang Bisa Setop Israel

Smotrich kemudian mengungkapkan, menurut alkitabiah, tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk Israel. Oleh karena itu, dia mengklaim, tanah pendudukan Palestina sebagai kebenaran sejarah.

“Setelah 2.000 tahun Tuhan mengumpulkan umat-Nya. Orang-orang Israel kembali ke rumah. Ada orang Arab di sekitar yang tidak menyukainya. Jadi apa yang mereka lakukan? Mereka mengarang orang fiktif dan mengklaim hak fiktif atas tanah Israel, hanya untuk melawan gerakan Zionis. Itu adalah kebenaran sejarah, itu adalah kebenaran alkitabiah,” ucap Smotrich.

Baca juga : Satelit China ini Ungkap Kehancuran Gaza Lampaui Nagasaki

Dalam acara di Paris itu, Smotrich berpidato di sebuah podium yang menampilkan peta yang disebut Israel Raya. Peta itu mencakup wilayah pendudukan Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza, dan wilayah Yordania.