Ketika Skenario Pembunuhan Brigadir J Mirip dengan Kasus KM 50

Jakarta, law-justice.co - Pembunuhan enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) di KM 50 muncul lagi seiring dengan perkembangan kasus penembakan Brigadir Nofryansah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Skenarionya pembunuhannya mirip. Kamera pengintai di Tempat Kejadian Perkasa (TKP) sama-sama rusak. Dua insiden berdarah itu juga berkaitan dengan Ferdy Sambo.

Baca juga : Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Arsjad Rasjid: Kita Punya Misi Sama


Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara soal kasus KM 50 yang menewaskan enam Laskar Front Pembela Islam (FPI).

Melalui akunnya di Twitter @mohmahfudmd, dia menjawab pertanyaan seorang netizen tentang kasus KM 50.

Baca juga : Mahfud MD Ungkap Alasan Jadi Cawapres Ganjar-Isu Mahar Fantastis PDIP

"Kata Pak Amien Rais saat menyambut buku putih TP4, kasus KM 50 clear tak melibatkan TNI/POLRI," kata Mahfud MD yang dikutip dari JPNN, Senin (29/8/2022)

Dia juga menyebutkan kasus itu sudah dibawa ke meja hijau sesuai dengan hasil temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Baca juga : Eksaminasi Hukum Atas Vonis MK Pada Kasus Sengketa Hasil Pilpres 2024

"Kasusnya sudah dibawa ke pengadilan sesuai temuan Komnas HAM bahwa itu pidana biasa. Komnas HAM berwenang bilang begitu berdasar UU. Meski begitu kata Kapolri, kalau Anda punya novum, sampaikan," lanjutnya.

Kasus kematian laskar FPI di tol Cikampek KM 50 kembali dibahas.

Publik curiga, kasus itu mirip seperti skenario yang dilakukan Ferdy Sambo hingga akhirnya terbongkar.

Pasalnya, dalam kasus KM 50, CCTV di lokasi kejadian juga rusak menurut polisi.

Kecurigaan itu dibahas dalam rapat Komisi III DPR dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Rabu (24/8) lalu.

Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmond J Mahesa yang menyinggung kasus tersebut. Dia mempersoalkan citra polisi seusai kasus Ferdy Sambo.

Termasuk kejadian hukum yang sudah lalu menjadi diragukan proses penyelidikannya, seperti penembakan Laskar FPI di KM 50.

"Ada apa kok institusi terlibat sebanyak ini, ada kesan geng-gengan. Ada kesan kebiasaan untuk tutup kasus per kasus. Saya diingatkan kasus KM 50, kesannya dikeroyok, ditutup. KM50, kan, bicara novum," jelas Desmond.