Mega Suruh Kader Tak Loyal Keluar dari PDIP, Disebut Sindir Ganjar

Jakarta, law-justice.co - Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menilai, pernyataan sinis Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang mempersilakan kadernya untuk keluar karena ingin bergabung ke partai politik lainnya bisa jadi sedang ditujukan untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Kata dia, pernyataan Megawati yang disampaikan saat sambutan dalam peresmian gelombang VI kantor partai baru secara virtual melalui kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat pada Rabu (24/8) tersebut sebagai kode keras tidak ada ruang di PDIP bagi kader PDIP yang tidak loyal.

Baca juga : Mahfud MD Ungkap Alasan Jadi Cawapres Ganjar-Isu Mahar Fantastis PDIP

"Megawati tidak mau memelihara brutus di kandang banteng," ujar Dian seperti melansir rmol.id, Kamis (25/8).

Untuk itu kata Dian, ketimbang merusak dan daya rusaknya cukup besar, maka Megawati membuka pintu keluar bagi kader tersebut.

Baca juga : Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Disebut Jadi Sinyal Penolakan

"Sebaliknya, Megawati membuka pintu masuk bagi siapa saja yang minat bergabung dengan PDI Perjuangan," kata Dian.

Menurut akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini, dalam spektrum kompetisi elektoral yang lebih luas lagi, tidak mengherankan apabila seorang kader tidak mendapatkan dukungan atau rekomendasi dari partai berasal, maka pilihannya si kader tersebut akan lompat pagar atau pindah partai.

Baca juga : Diduga Halangi Proses Pelanggaran Etik, Novel Laporkan Nurul Ghufron

"Ini dikarenakan elektabilitas si kader tersebut tinggi dibandingkan dengan kader pilihan partai. Bagi publik, pernyataan Megawati, itu tentu saja mengarah kepada Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah," jelasnya.

Pasalnya, kata Dian, Ganjar saat ini tengah berpotensi untuk melawan keputusan PDIP, terutama pada hal pencapresan di 2024.

"Sebagaimana diketahui, gap elektabilitas Ganjar dan Puan, rentangnya sangat lebar," pungkas Dian.