Eks Anak Buahnya Disebut Kadrun, Giring PSI Sebut Racun Demokrasi

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha tak terima dengan tuduhan kadrun terhadap eks anak buahnya Tsamara Amany. Dia bahkan mengecam hal tersebut dan menyebutnya sebagai racun demokrasi.

"Serangan itu harus dihentikan karena sangat tidak sehat, merusak kehidupan sosial, menjadi racun buat demokrasi. PSI sejak awal menentang keras rasisme dan diskriminasi," katanya dalam keterangan tertulis, (22/4/2022).

Baca juga : Saksi : Dirjen Kementan Patungan Rp 500 Juta Belikan Anak SYL Mobil

Giring menegaskan setiap orang boleh berdebat sekeras-sekerasnya di ruang publik. Asalkan menurutnya tak menebar kebencian terkait asal-asul suku, ras, dan antargolongan (SARA).

"Jika perilaku semacam itu dilakukan, hanya akan memperkeras polarisasi di masyarakat, memperlebar jurang pemisah, dan menutup pintu dialog," ujar Giring.

Baca juga : Bekas Anak Buah: Kementan Keluarkan Rp3 Juta/Hari untuk Makan SYL

Ketua DPW PSI Jakarta Michael Victor Sianipar pun membela Tsamara. Dia menyebut keputusan Tsamara mundur dari kepengurusan PSI harus dihormati.

"Kita harus hormati keputusan Tsamara. Perjuangannya harus dilanjutkan di tempat lain, tidak usah ditarik kemana-mana. Menurut kami, penghinaan terhadap Tsamara tidak boleh dilakukan atas alasan apapun. Ini kami tidak setuju," kata Michael.

Baca juga : KPK Masukkan Eks Kadis PUPR Papua ke Lapas Sukamiskin

Michael menilai simpati yang ditunjukan Suami Tsamara Amany Ismail Fajri sebuah ekspresi kebebasan. Michael meminta tidak ada pihak yang memancing keributan.

"Saya kira kita sudah kebablasan, mengaitkan dengan ras. Kalaupun iya, suaminya dukung Pak Anies, ya tidak ada masalah juga. Setiap orang otonom kok menentukan pilihan. Saya harap jangan kita memperburuk situasi. Kita butuh persatuan buat bangkit dari pandemi," tambah Michael.

Lebih lanjut, Michael berharap semua pihak termasuk simpatisan PSI di Jakarta tidak terlibat dalam tindak penghinaan rasial. Menurutnya, tindakan tersebut sangat tidak layak dipertunjukan di ruang publik.

"Saya himbau agar kader dan simpatisan PSI di DKI Jakarta tidak ikut-ikutan. Masalah rasial ini bahaya. Polarisasi kita makin parah dan buruk, apalagi kita akan memasuki tahun politik, polarisasi makin buruk. Jangan juga ada pihak yang terlalu cepat dan mudah melabeli dan mencap orang, bahkan mengkadrunkan orang. Bahaya ini, memecah bangsa. Kami akan tindak tegas kalau ada kader yang terlibat," tutur Michael.

Sebelumnya, Tsamara Amany berang saat menerima komentar dari sebuah akun di Instagram. Tangkapan layar komentar itu kemudian dia unggah di akun Twitter pribadinya.

Tsamara mengunggah foto yang menampilkan komentar berbau SARA di akun Twitter pribadinya @TsamaraDKI seperti dilihat detikcom, Jumat (22/4). Tsamara menganggap komentar dalam foto yang dia unggah justru menunjukkan fasisme. Dia juga me-mention akun Twitter resmi Divisi Humas Polri @DivHumas_Polri.

"Halo, tolong @DivHumas_Polri. Ini keterlaluan. Bukan nasionalisme. Jelas fasisme," cuit Tsamara. Cuitan Tsamara telah disesuaikan dengan ejaan yang berlaku.

Polri merespons aduan yang dilaporkan Tsamara di Twitter. Polri akan mengecek dan mendalami cuitan itu terlebih dahulu.

"Yang pasti bakal dicek, diperdalam," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko, Jumat (22/4/2022).

Gatot belum dapat memaparkan secara detail terkait kasus tersebut. Dia memastikan polisi bakal menindaklanjuti keluhan Tsamara Amany.

"Iya, iya (bakal ditindaklanjuti). Nanti kalau ada info lanjut, saya kasih tahu," ucapnya.