Penetapan Tersangka Dirjen Kemendag Jadi Bukti Mafia Dibeking Pejabat

Jakarta, law-justice.co - Kejaksaan Agung telah menetapkan empat orang tersangka terkait kasus ekspor CPO yang merupakan bahan baku dari minyak goreng. Salah satu dari tersangka tersebut adalah Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan berinisial IWW. 

Hal ini disebut menjadi bukti nyata bahwa mafia dibekingi oleh pejabat. Hal itu disampaikan oleh Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira.

Baca juga : MAKI Geram Mafia Minyak Goreng Pengacau Ekonomi RI Cuma Divonis Ringan

"Penetapan tersangka mafia minyak goreng oleh Kejagung menunjukkan bahwa selama ini pejabat kementerian yang seharusnya melakukan pengawasan terhadap tata niaga minyak goreng justru menjadi bagian dari permainan mafia," katanya, Selasa (19/4).

Selain pejabat Kemendag tersebut, Kejagung juga menetapkan 3 tersangka lainnya dari sektor swasta. Mereka antara lain Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia berinisial MPT, Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG) berinisial SMA, dan General Manager di PT Musim Mas berinisial PT.

Baca juga : Ada Apa Pengusaha Minta KPPU Tunda Berantas Kartel Migor?

Menurut Bhima, permufakatan jahat yang ditemukan Kejagung antara oknum di Kemendag dengan sektor swasta, tidak lain telah membongkar sebab musabab kelangkaan dan lonjakan harga migor yang terjadi sejak Desember tahun lalu.

Dalam jumpa pers sore tadi, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan bahwa keempat orang yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut melakukan proses pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang merupakan bahan baku produksi migor.

Baca juga : Pukul Wajan & Panci, Emak-emak Demo Usut Mafia Migor & Copot Airlangga

"Kasus suap ini bukti kejahatan terstruktur, terorganisir untuk melindungi korporasi minyak goreng yang selama ini menikmati margin keuntungan yang sangat besar di tengah naiknya harga CPO internasional," tuturnya.

"Dampaknya, jutaan konsumen dan pelaku usaha kecil harus membayar kelangkaan pasokan minyak goreng kemasan dengan harga yang sangat mahal," tutup Bhima.