Gatot soal Penundaan Pemilu: Soekarno-Soeharto Begitu Kuat tapi Jatuh!

Jakarta, law-justice.co - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa Indonesia memiliki pengalaman pahit tentang pemimpin yang mencoba untuk memperpanjang masa jabatannya.

Kata dia, sekuat apapun pemimpin tersebut, akan tumbang juga ketika menyatakan diri ingin menambah kekuasaan.

Baca juga : Jokowi Resmi Teken UU DKJ, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Menurut dia, pengalaman ini harus jadi pelajaran berharga. Terlebih bagi Presiden Joko Widodo dalam menanggapi wacana penundaan Pemilu 2024.

"Sekarang gini aja, Bung Karno menyatakan seumur hidup, betapa kuatnya dia kemudian jatuh, Pak Harto juga sama yang begitu kuat, tapi jatuh,” ujarnya seperti melansir rmol.id.

Baca juga : Puji Timnas Indonesia U-23, Presiden Jokowi: Sangat Bersejarah!

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini ingin mengatakan, jika pemerintah tidak taat kepada konstitusi, maka konsekuensinya adalah rakyat akan memakzulkan pemerintahan tersebut.

"Sesuatu yang tidak secara konstitusi itu pasti akan ditentang oleh rakyat. Kalaupun jadi (wacana penundaan pemilu) rakyat bebas (bertindak) tidak bisa kena hukum. Ini presiden-presidenan atau presiden beneran? Kan gitu,” katanya.

Baca juga : Diungkap Istana, Ini Wejangan Jokowi ke Prabowo-Gibran Semalam

Pihaknya kembali menegaskan bahwa kemungkinan pemakzulan pemerintahan oleh rakyat akan bisa terjadi kapanpun jika rakyat sudah jengah dengan kebijakan nyeleneh yang dikeluarkan pemerintah.

"Mungkin saja, karena berdasarkan tokoh besar, Bung Karno kan tokoh proklamasi betapa kuatnya jatuh, Pak Harto juga jatuh,” tutupnya.