Proyek Satelit RI Dipastikan Terhambat Akibat Antonov Dibom

Jakarta, law-justice.co - Pesawat Antonov AN-225 yang rencananya akan membawa satelit Satria-1 milik Indonesia ke Amerika Serikat, dikabarkan terkena bom saat terbang dari pabriknya di Prancis. Peristiwa ini akan menghambat transportasi satelit Satria-1.


Produsen satelit, Thales Alenia Space kini tengah mencari jalan keluar dan berkoordinasi dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PT Satelit Nusantara Tiga.

Baca juga : Menkominfo Sebut Ada Usul Pajak Judi Online, Susi Beri Respons Menohok

"Perang antara Ukraina dan Rusia itu memang dampaknya ada proyek (satelit Satria-1) ini, khususnya dengan transportasi yang rencananya membawa dari pabrikan Thales Alenia Space di Prancis ke tempat peluncuran di Amerika, karena menggunakan roket dari SpaceX," kata Direktur Utama Bakti Kominfo Anang Latif, Minggu (13/3).

"Antonov itu pesawat dengan kapasitas besar yang biasa membawa barang-barang besar, salah satunya satelit, itu dibom informasinya. Tentunya, supply Antonov ini jadi berkurang, sehingga potensi mempengaruhi proyek ini itu ada," ucapnya menambahkan.

Baca juga : Nia Asmady. Sosok Perempuan di Balik Peluncuran SATRIA-1

Satelit Satria-1 dirakit di tiga lokasi, yaitu Toulouse, Belfast dan Cannes. Satelit internet ini terdiri dari empat tingkat dengan lokasi produksi berbeda untuk setiap bagiannya.

Satelit Satria-1 ini akan diandalkan pemerintah dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur digital Indonesia termasuk di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan Perbatasan.

Baca juga : Mahfud MD: Peluncuran Satelit SATRIA 1 Tak Terkait dengan Kasus BTS

Satelit Satria-1 yang memiliki kapasitas 150 Gbps akan mendukung penyebaran akses layanan internet di 150 ribu titik lokasi layanan publik.

Thales Alenia Space selaku produsen satelit Satria-1 disebut sedang menjajaki ketersediaan transportasi lain untuk membawa satelit Satria-1 dari Prancis ke Amerika Serikat.