Kemarin 2 Tahun, Sekarang 3 tahun, Kenapa Tak Sekalian Saja 1000 Tahun

Jakarta, law-justice.co - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibun buka suara soal Menko Marvest, Luhut Binsar Pandjaitan yang ungkap polemik perpanjangan masa jabatan presiden melalui sebuah cuitan di akun media sosial.

Terkait hal itu, dalam cuitannya, Umar Hasibuan alias Gus Umar tampak sangat geram dengan adanya usulan-usulan perpanjangan masa jabatan.

Baca juga : Sesat,Bandingkan Depresiasi Rupiah dengan Uang Thailand, Korea & Turki

Dengan demikian, adapun alasan Gus Umar merasa geram karena Jokowi diusulkan menmbah masa jabatan dua tahun lalu, lalu kini berubah menjadi tiga tahun.

“Kmrn dua tahun skrg 3 tahun knp gak sekalian saja 1000 thn lamanya Jkw berkuasa,” katanya melalui akun Twitter-nya @umarsyadat75.

Baca juga : Tekanan pada Ekonomi Indonesia Semakin Kuat, Tugas Berat Presiden Baru

Selain itu, Menurut Gus Umar kekuasaan saat ini makin seenaknya mengurus Indonesia.

“Kalian makin lama makin seenak perut saja ngurus negara ini,” tandasnya.

Baca juga : APBN Surplus, Pemerintah Tetap Tarik Utang

Sebelumnya, Indonesia dinilai akan jauh lebih bila jabatan Presiden Jokowi selama tiga tahun lagi.

Dimana hal tersebut disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan melalui podcast Deddy Corbuzier belum lama ini. Dikutip dari Galamedia. Sabtu, 12 Maret 2022.

Baca Juga: Demokrat ke Luhut Binsar: Jangan Jerumuskan Presiden Jokowi dengan Wacana...

Namun, Luhut menyampaikan hal itu dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai salah satu menteri nya Jokowi.

“Kalau ditambah tiga tahun, mungkin sekali, akan lebih baik. Sekali (tambah tiga Tahun),” ujar Luhut.

Alasan Luhut sampai mengusulkan hal itu karena kinerja baik dari Jokowi capaian yang bergerak naik, serta keadaan saat ini.

Oleh karena itu, bila ada masyarakat yang menginginkan Jokowi menjabat lebih lama, itu merupakan hak setiap orang dan tak perlu dihujat.

Dalam podcast berdurasi 1 jam 11 menit tersebut, Luhut juga menyampaikan sejumlah pujian dari pemimpin dunia terhadap kepemimpinan presiden Jokowi.

Pujian itu, kata Luhut, disampaikan saat dia menemui atau ditemui oleh mereka dalam beberapa kesempatan.

Lebih lanjut, Luhut mengaku tidak akan menjadi Menteri lagi, kalau-kalau Jokowi memang menjabat lagi.

Dia memilih menjadi penasihat Presiden karena Luhut mengaku lelah juga mengurusi Indonesia.

“Cukuplah. Kita tahu dirilah. Capai juga ngurus republik ini,” tandasnya.