Gawat! Indonesia Bisa Bernasib Sama seperti Ukraina

Jakarta, law-justice.co - Nasib yang dialami Ukraina, yakni diserang oleh tentara Rusia bisa juga dialami oleh Indonesia. Hal itu disampaikan oleh analis Pertahanan dan Militer Connie Rahakundini Bakrie.

"Kita mesti belajar banyak dari posisi Ukraina dan Rusia hari ini, karena Indonesia sama posisinya," ucap Connie Rahakundini Bakrie, seperti dikutip dari kanal Youtube Helmy Yahya Bicara.

Baca juga : Connie Minta Maaf & Akui Keliru Sebut `Polres Milik Akses ke Sirekap`

Dia pun membeberkan alasan mengapa Indonesia bisa bernasib serupa dengan Ukraina yang saat ini tengah berperang dengan Rusia.

"Contoh hari ini Indonesia, makanya saya bilang dalam konteks Ukraina dan Rusia, saya mau tarik ke Indonesia. Bedanya apa kita sama Rusia hari ini?" ujar Connie Rahakundini Bakrie.

Baca juga : Connie Bakrie: Tetapi Tidak Ada Kenaikan Pangkat untuk Purnawirawan!

Menurutnya, Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang membentuk kerja sama pertahanan, yakni Five Power Defense Arrangements (FPDA) dan The Quad.

FPDA merupakan kerja sama yang digalang oleh negara-negara bekas jajahan Inggris (Commonwealth) yang beranggotakan Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia. Sedangkan The Quad adalah empat negara di kawasan Indo-Pasifik yakni Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

Baca juga : Soal Laporan Ketua TKN Prabowo, Bareskrim Bakal Panggil Connie Bakrie

"Kita dikelilingi FPDA, ada Singapura, ada Malaysia, ada Australia, ya kan? Kita dikelilingi The Quad, ada India, ada Jepang, ada Australia lagi, ada UK, Kita dikit lagi Okus," tutur Connie Rahakundini Bakrie.

Dia pun menekankan bahwa Indonesia sebenarnya dikepung oleh negara-negara yang menjalin kerja sama tersebut.

"Nah ini kan semua sebenarnya punya root sama, mereka bukan keluarga dong kalau kita mau tarik akarnya. Jadi sekali dia bergabung, interoperabilitas aja itu kan, tinggal menggabungkan itu semua. Ya artinya kita dikepung. Kita lihat aja kita, di sini Australia, di situ Filipina, di sini siapa kan coba posisinya?" kata Connie Rahakundini Bakrie.

Selain itu, kemungkinan adanya perpecahan di antara Indonesia juga menjadi alasan mengapa Ibu Pertiwi bisa bernasib serupa dengan Ukraina.

"Yang kedua posisinya Ukraina hari ini coba, kita lihat Indonesia barat dan Indonesia timur. Memang Indonesia barat belum pro China, nggak ada yang mau liat Indonesia barat rasa China, tapi coba perhatiakn Indonesia Timur. Saya baru jalan kira-kira berapa bulan yang lalu, hampir semua daerah Indonesia timur, ketika saya bertemu mereka, mereka bilangnya kami penduduk Pasifik," ujar Connie Rahakundini Bakrie.

Dia menambahkan bahwa wilayah dari Maluku sampai ke Papua merasa bahwa mereka adalah keluarga Pasifik dan bukan Indonesia.

"Jadi menurut saya ini kalau kita biarkan, ini akan terjadi sama seperti nanti di Ukraina di sisi timur. Apalagi sekarang ada Okus di sini kan, ada Australia, gitu," tutur Connie Rahakundini Bakrie.

Lalu, apa yang harus dimanfaatkan Indonesia dari konflik antara Ukraina dan Rusia saat ini?

Wanita yang pernah menjadi Senior Research Fellow di The Institute Of National Security Studies (INSS), Tel Aviv, Israel, itu memberikan dua solusi.

"Pertama kita harus jujur membereskan masalah internal affairs (urusan dalam negeri)," ucap Connie Rahakundini Bakrie.

Selanjutnya yang kedua, Indonesia harus bisa menyikapi adanya wilayah di bagian Timur yang menyatakan diri sebagai penduduk Pasifik.

"Kemudian bibit-bibit tadi yang saya bilang, bahwa di Papua, Indonesia Timur sudah ada massa mereka bukan orang Indonesia, mereka penduduk Pasifik, mumpung masih ide dasar nih, belum terformasi betul menurut saya, itu harus kita sikapi baik-baik. Karena urusan dalam negeri akan berpengaruh sangat," tutupnya.