Kabar Baik, WHO Bakal Segera Cabut Status Darurat Covid-19

Jakarta, law-justice.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bakal segera mencabut status masa darurat Covid-19.

Direktur Darurat WHO, Michael Ryan mengatakan sejumlah hal memberikan sinyal bahwa tahun ini akan jadi titik balik pandemi, di mana pandemi bisa berubah menjadi virus endemik.

Baca juga : Pertemuan WHO, Menlu: Israel Telah Mengubah Gaza Jadi Neraka!

Diketahui endemik adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada dan terbatas pada wilayah tertentu, seperti halnya sejumlah penyakit malaria dan HIV.

"Kita tidak akan mengakhiri virus tahun ini. Kita tidak akan pernah bisa mengakhiri virus. Namun yang dapat kita akhiri adalah darurat kesehatan masyarakat," katanya seperti melansir cnbcindonesia.com.

Baca juga : Anies: Dari Pandemi Kita Tahu Siapa Pemimpin yang Pakai Ilmu & Tidak!

"Apa yang perlu kita lakukan adalah mencapai tingkat kejadian penyakit yang rendah dengan vaksinasi maksimum dari populasi kita sehingga tak ada yang harus mati. Itulah akhir dari keadaan darurat dalam pandangan saya. Itulah akhir dari pandemi," lanjut Michael.

WHO juga memprediksikan pandemi Covid-19 akan selesai dengan cakupan vaksinasi global bisa sesuai target. WHO menargetkan sekitar 70% populasi dunia seharusnya sudah mendapat vaksin pada pertengahan 2022.

Baca juga : Pakar : Waspadai Pandemi Disease X, Disebut Lebih Mematikan dari Covid

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengamini ini. Namun, ia menjelaskan semua negara harus bekerja sama supaya tidak ada yang cakupan vaksinasinya tertinggal.

"Inilah saatnya untuk mengatasi nasionalisme jangka pendek. Lindungi populasi dan ekonomi dari varian masa depan dengan mengakhiri ketidakadilan suplai vaksin global. Kita memiliki 185 hari untuk mencapai target 70% di awal Juli 2022, dimulai dari sekarang," jelas dia.

Meski demikian Direktur WHO Eropa Hans Kluge mengingatkan bahwa masih terlalu dini menilai Covid-19 akan beralih dari pandemi ke endemi. Dengan penyebaran Omicron yang cepat dan luas, varian lain bisa muncul lagi di depan.

"Virus ini telah mengejutkan kita lebih dari sekali sehingga kita harus sangat berhati-hati," kata Kluge.

Dia menyebut Omicron kini menjadi varian dominan di Uni Eropa (UE) termasuk Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. Sekitar 60% warga Eropa diyakini akan terinfeksi Omicron di Maret.