Soal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, DPR Beri Beberapa Catatan

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras memberikan sejumlah catatan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengenai kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)

Andi Iwan mengatakan pihaknya meminta DJKA dan KCIC menyelesaikan permasalahan dan kendala teknis serta dampak pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait. 
 
“Poin berikutnya, Komisi V meminta Ditjen Perkeretaapian dan Direktur PT KCIC memperjelas status kepemilikan dari struktur permodalan pasca perubahan postur anggaran dalam penyelenggaraan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung," kata Aras melalui keteranganya, Kamis (10/02/2022). 
 
Bukan itu saja, dia menyebut Komisi V juga meminta DJKA dan PT KCIC selalu memprioritaskan keselamatan kerja dan ketaatan terhadap Standar Operasional Prosedur pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. 
 
Hal itu, lanjutnya, disampaikan menyusul adanya insiden robohnya pilar Kereta Cepat Jakarta-Bandung beberapa waktu lalu. 
 
KCIC juga telah mengakui kejadian tersebut terjadi lantaran proses pembongkaran tidak mengikuti SOP yang berlaku. 
 
"Selain itu, Komisi V meminta DJKA dan PT KCIC melibatkan lebih banyak porsi kepada penyedia jasa lokal dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Terakhir, Komisi V mendesak segera menyelesaikan review terhadap dokumen perencanaan [feasibility study] sebagai bahan untuk menjalankan fungsi pengawasan,” tutupnya. 
 
Sementara itu, dalam rapat bersama seluruh Anggota Komisi V DPR RI, Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencapai 79,90 persen per 14 Januari 2022. 
 
Moda transportasi canggih ini, lanjutnya, ditargetkan dapat beroperasi dan melayani masyarakat pada Juni 2023. 
 
Dwiyana menyebut, progres konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat ini sudah mencapai 79,90 persen yang secara mainline hampir 80 persen.
 
Sementara untuk kereta atau rolling stoknya sendiri sudah hampir 85 persen dengan 8 trainset sudah mulai uji coba dinamik. 
 
"Kita masih kurang 3 trainset lagi masih dalam proses [uji coba]," tambahnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan proyek ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. 
 
Dia menuturkan, pembangunan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini dilakukan sepanjang 142 km dengan waktu tempuh kurang lebih 46 menit. Namun jalur ini ada potensi pengembangan pada lintasan menuju Kroya, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.
Baca juga : Hajar Inggris 5-0, Tim Thomas Indonesia Berada di Puncak Klasemen