Usai Banyak Dikecam soal Cuit `Allahmu Lemah`, Ferdinand Minta Maaf

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini, tagar #TangkapFerdinand ramai di media sosial. Tagar itu muncul setelah cuitan pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean soal `Allahmu ternyata lemah`.

Dalam akun Twitternya, @FerdinandHaean3, dia sempat mencuit soal `Allahmu ternyata lemah`. Cuitan itu dibuat Selasa (4/1/2022) kemarin. Namun cuitan itu kini sudah dihapus.

Baca juga : Kasus Rekaman Kades Diminta Menangkan 02, Palti Didakwa Pasal Berlapis

"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," bunyi cuitan Ferdinand.

Meski cuitan itu sudah dihapus, sejumlah netizen meng-capture kicauan Ferdinand di akun Twitternya. Netizen bereaksi dengan tagar #TangkapFerdinand.

Baca juga : Jadi Wapres Terpilih, Gibran Disebut Tersandera Aneka Dugaan Kasus

Dimintai konfirmasi terpisah, Ferdinand memberikan penjelasan soal cuitannya itu. Dia mengaku cuitannya dialog imajiner.

"Jadi pertama cuitan saya itu tidak sedang menyasar kelompok tertentu, agama tertentu, orang tertentu, atau kaum tertentu. Tapi dalam kondisi down kemarin, saya juga hampir pingsan. Saya tidak perlu bercerita masalah saya apa. Tapi itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya, bahwa ketika saya down, pikiran saya berkata kepada saya, `Hei, Ferdinand, kau akan hancur, Allahmu lemah tidak akan bisa membela kau, tapi hati saya berkata, oh tidak hey pikiran, Allahku kuat, tidak perlu dibela, saya harus kuatlah`. Kira-kira seperti itu intinya," kata Ferdinand.

Baca juga : Jokowi Disebut Minta Jatah Kapolri-Jaksa Agung ke Prabowo, Tujuannya?

Dia merasa cuitannya itu dipelintir sejumlah sehingga muncul tagar #TangkapFerdinand. Ferdinand meminta maaf jika cuitannya mengganggu perasaan.

"Tetapi kemudian bahwa memang mungkin cuitan saya tidak lengkap kemudian dipelintir orang seolah-olah saya sedang menuduh orang, menyerang orang, kelompok tertentu atau agama tertentu, sama sekali tidak," katanya.

"Cuitan saya itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya. Dan saya juga minta maaf kepada siapa pun yang merasa terganggu dengan cuitan saya, tapi tidak ada cuitan saya itu untuk menyerang kelompok tertentu, agama tertentu, orang tertentu, atau kaum tertentu. Itu adalah dialog antara pikiran saya dengan hati saya. Jadi itu dialog dengan diri saya sendiri untuk menguatkan saya, memotivasi saya supaya bangkit dari sebuah masalah," lanjut Ferdinand.