Catat, Ini Deretan Keuntungan & Kerugian Beli Rumah di Akhir Tahun

Jakarta, law-justice.co - Banyak masyarakat yang sudah bekerja dari rumah (WFH) sejak pandemi Covid-19 merebak tahun 2020 lalu.

Meski begitu, tidak sedikit dari warga yang belum memiliki rumah sendiri.

Baca juga : Aksi May Day Besok, Partai Buruh Bakal Geruduk Istana Presiden

Akhir tahun, bisa menjadi momentum untuk membeli rumah karena pengembang biasanya bagi-bagi promo.

Selain itu, sejumlah perusahaan biasanya memberikan karyawan bonus yang bisa digunakan untuk membayar uang muka kredit pemilikan rumah (KPR).

Baca juga : Warga Diminta Waspada, PVMBG: Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Tsunami

Apakah akhir tahun menjadi waktu yang tepat untuk membeli rumah? Apakah membeli rumah kali ini untuk dijadikan tempat tinggal atau disewakan atau justru diinvestasikan?

Berikut penjelasan untung rugi membeli rumah di akhir tahun seperti melansir cnnindonesia.com:

Baca juga : Istilah KKB Jadi OPM, Pemerintah Pakai Pendekatan Nasionalis Sempit

Keuntungan

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan Anda akan mendapat berbagai keuntungan saat membeli rumah di akhir tahun.

"Bisa dikatakan memang jadi satu keuntungan atau kelebihan gitu ya untuk beli rumah, kenapa, karena biasanya kalau akhir tahun banyak promo dari pihak properti atau developer-nya itu ada banyak promosi," kata Andi.

Menurutnya, harga jual perumahan diberikan promosi karena pihak pengembang akan menjual rumah sebagai bagian program penghabisan di akhir tahun. Tak ayal, harga rumah kerap kali lebih murah dibandingkan awal tahun.

Sebaliknya, jika sudah masuk awal tahun, maka harga rumah cenderung naik dan jarang ada promosi yang diberikan. "Akhir tahun habisin barang (rumah) makanya dikasih banyak promo dan tahun depan harga naik. Jadi beli rumah di akhir tahun jadi waktu yang tepat sebelum harganya naik," ujarnya.

Terlebih, pandemi covid-19 di Indonesia sudah semakin terkendali dan optimisme ekonomi akan semakin baik, maka kemungkinan harga rumah juga akan semakin melambung di awal tahun.

"Impact-nya adalah bisa jadi tahun depan akan jadi momentum developer untuk naikkan harga karena daya beli masyarakat sudah baik lagi, mereka akan rencana naikkan tahun depan," katanya.

Terkait kondisi saat pandemi, pihak developer memang tidak memotong harga penjualan rumah, melainkan menggelontorkan beragam fasilitas tambahan bagi pembeli.

Fasilitas yang dimaksud dapat berupa potongan pajak, bebas biaya administrasi, bebas uang muka, hingga beli rumah gratis full furnished.

Andi menilai membeli rumah di akhir tahun dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari tempat tinggal, disewakan, hingga investasi. Bagi Anda yang belum memiliki rumah, disarankan membeli rumah pertama sebagai tempat tinggal.

Beda cerita dengan Anda yang sudah memiliki rumah, Anda dapat membeli rumah tapak atau apartemen untuk keperluan disewakan baik jangka waktu bulanan atau tahunan.

Nantinya apabila sudah disewakan hingga beberapa tahun, rumah tersebut bisa dijual dan memperoleh keuntungan dari selisih harga beli saat ini dengan harga jual di masa mendatang.

"Ada contoh teman saya menyekolahkan anaknya di Bandung, karena jauh dari tempat tinggal dari pada anaknya bayar kos mending beli apartemen untuk jadi tempat tinggal dan cicilan nya sama kayak bayar kos, tapi akan jadi hak milik saya. Kalau anak saya sudah kelar kuliah bisa disewakan atau dijual lagi," katanya.

Kerugian

Sementara, kerugian membeli rumah di akhir tahun lebih difokuskan pada kondisi psikologis seseorang. Apabila membeli rumah hanya sekedar karena ingin mengejar promo di akhir tahun, dikhawatirkan dapat merugikan diri sendiri.

"Karena barangnya (rumah) terbatas, dengan adanya cepat-cepatan ini kadang membuat logika kita jadi terburu-buru, proses pikirnya jadi gak punya waktu," katanya.

Jangan sampai setelah membeli rumah di suatu perumahan Anda justru menyesal dan melihat ada rumah dengan lokasi dan penawaran yang lebih baik dari yang Anda pilih.

Andi menyarankan agar Anda tidak membeli rumah dengan tergesa-gesa, pasalnya rumah tersebut akan menjadi tempat tinggal atau alat investasi di masa depan. Untuk itu, Anda perlu mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang.

Selain itu, rumah yang dibeli untuk disewakan atau diinvestasikan harus sesuai dengan kondisi keuangan Anda dan keluarga. Apabila tidak memiliki dana yang cukup, disarankan untuk tidak membeli rumah yang diinginkan.

"Walaupun misalnya kita memang sudah punya rumah, ingin investasi untuk rumah lagi tapi dana gak cukup berat juga ya untuk investasi di properti itu," ujarnya.

Andi mencontohkan dengan dana sebesar Rp500 juta, Anda dapat memiliki rumah tapak atau rumah vertikal di Jakarta, namun tergantung lokasinya. Dengan dana tersebut kemungkinan Anda mendapat rumah tapak di sekitar Jakarta seperti Bintara, Pondok Kopi, hingga Pulo Gadung.

Sementara, rumah vertikal mungkin Anda hanya akan mendapat satu apartemen dengan dua kamar, itupun dengan ukuran yang tidak terlalu besar.