Pria Bawa Salib di Tengah Gempuran KKB Papua yang Membuat Takut Semua

law-justice.co -
Hari Jumat 29  October 2021 terjadi  kembali aksi kekerasan Teroris KKB Lakukan Penembakan dan Pembakaran Terhadap Kantor Airnav di Sugapa Papua

Kelompok sipil bersenjata (KKB) sekitar pukul 16.00 WIT membakar Kantor Airnav yang berada di kawasan Bandara Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Baca juga : TNI AD Sebut Anggota yang Ditahan Bertambah Jadi 13 Anggota

"Memang benar ada laporan tentang aksi pembakaran yang dilakukan KKB di sekitar kawasan Bandara Sugapa, yakni pembakaran Kantor Airnav," kata Komandan Kodim 1705/Nabire, Letnan Kolonel Infantri Anjuanda Pardosi, kepada ANTARA, yang dihubungi dari Jayapura, Papua, Jumat malam.

Sebelum membakar, gerombolan bersenjata itu sempat kontak tembak dengan personel yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan dari Batalion Infantri 501/BY dan Satgas Belukar.

Baca juga : Ini Alasan Menkopolhukam Desak Penahanan Pelaku Penganiaya KKB Papua

Ia menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu dan saat ini karyawan-karyawan instansi negara itu sudah mengungsi ke gereja.

Karena terdesak itulah gerombolan bersenjata itu membakar Kantor Airnav Bandara Sugapa. "Beberapa hari terakhir ini gangguan keamanan yang dilakukan KKB meningkat," kata dia.

Baca juga : Ditembak KKB di Paniai, 2 Anggota Pos Polisi Ndeotadi Dikabarkan Tewas

Dilaporkan anggota gerombolan bersenjata ada di setiap pelosok disekitar Distrik Sugapa hingga menyebabkan masyarakat terutama yang berasal dari luar Sugapa ketakutan dan mengungsi ke gereja.

"Sedangkan penduduk Sugapa memilih tidak beraktivitas keluar rumah karena ketakutan," kata dia, yang wilayahnya termasuk Kabupaten Intan Jaya.

Akun instagram @Papua_talk memperlihatkan suasana mencekam di Papua tepatnya di Kabupaten Intan Jaya.

Warga berhamburan menyelamatkan diri hingga masuk ke halaman gereja. Dari rekaman amatir yang diunggah instagram @Papua_talk seorang pria berpakaian putih bahkan membawa salib. 

Pria tersebut menyampaikan pesan untuk berhenti berperang karena banyak warga sipil bahkan anak-anak. tapi kedatangan Pria tersebut awalnya malah membuat ketakutan warga yang sedang bersembunyi karena kedatangannya membawa banyak orang dan berkendaraan pengangkut dan masuk mendekat ketempat persembunyian mereka sangat tiba tiba dalam suasana mencekam saat tersebut, membuat sangat ketakutan karena tidak bisa lagi membedadakan rombongan yang datang akan menghabisi mereka atau menolong. 

 

Berada di wilayah pegunungan Papua membuat Kabupaten Intan Jaya dijadikan medan perang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam melawan TNI-Polri.

 

 

Sederet Kasus KKB di Intan Jaya

Mengutip dari laman wikipedia, aAda sejumlah kasus kontak tembak TNI-Polri dengan KKB di wilayah Kabupaten Intan Jaya. Sejumlah kasus tersebut diantanya, pada 17 September 2020 lalu, Pratu Dwi Akbar tewas ditembak oleh KKB di Kali Hiabu.

Pasca kejadian, TNI mengumpulkan warga setempat untuk mencari senjata api yang dirampas oleh KKB.

Selang dua hari, tepatnya 19 September 2020, seorang pendeta atas nama Pendeta Yeremia Zanambani ditemukan tewas tertembak.

Pendeta Yeremia merupakan Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia Hitadipa, Intan Jaya.

Puteri korban meyakini bahwa pelaku penembakan merupakan anggota TNI yang memiliki kedekatan dengan keluarganya.

Pihak TNI membantah hal tesebut dan menuduh KKB memutarbalikkan fakta.

Berdasarkan hasil penyelidikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) diduga ada keterlibatan aparat dan kemungkinan pihak ketiga dalam kasus penembakan ini.

Pasca penembakan pendeta Yeremia, penduduk Hitadipa mengungsi.

Setidaknya telah terjadi lima kali konflik bersenjata antara aparat keamanan dengan KKB yang menewaskan 2 prajurit TNI, 1 orang warga sipil, dan 1 orang anggota KKB sejak Januari hingga Februari 2021.

Polres Intan Jaya menetapkan status keamanan siaga satu di Intan Jaya akibat aksi penembakan yang dilakukan oleh KKB.

Gangguan keamanan ini juga membuat roda pemerintahan di Kabupaten Intan Jaya tidak berjalan.

Bupati Intan Jaya dan jajarannya meninggalkan ibukota Sugapa.

Diperkirakan sekitar 1.000 orang warga mengungsi ke Kompleks Pastoran Gereja Katholik Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.

Untuk mengatasi gangguan keamanan ini, pemerintah mengirimkan pasukan tambahan ke Kabupaten Intan Jaya. (*)