Covid Varian Mu Tersebar di 40 Negara, RI Waspada!

law-justice.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan terbaru soal Covid-19. Belum usai varian Delta, kini muncul varian terbaru lagi varian Mu, atau dikenal ilmuwan dengan B.1621.

Varian ini kini masuk ke dalam `variant of interest` oleh WHO. Pengklasifikasian yang merujuk ke pemantauan ketat itu sudah dilakukan sejak 30 Agustus.

Baca juga : Curah Hujan Tinggi, Kereta Cepat Whoosh Alami Keterlambatan

Varian Mu, sudah tersebar di setidaknya 40 negara, termasuk Amerika Serikat, beberapa bagian Eropa dan Amerika Selatan, juga Jepang.

Berdasarkan data PANGO Lineages yang dirujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di situs resminya, varian Mu telah terdeteksi setidaknya di 32 negara, dengan kasus terbanyak di kawasan Amerika, termasuk Kolombia.

Baca juga : Penjelasan KCIC soal Heboh Gerbong Kereta Cepat Whoosh Bocor

Dalam buletin mingguannya yang dirilis pada Selasa (31/8/2021) lalu, WHO melaporkan bahwa varian Mu ini memang pertama kali terdeteksi di Kolombia. Kini, Kolombia mencatat 290 kasus Covid-19 varian Mu.

Di Amerika Serikat, virus ini mendominasi 37 persen infeksi corona dengan total kasus varian Mu sebanyak 1.466 kasus. Di Meksiko, total kasus varian Mu mencapai 341, lalu Kanada 43 kasus, dan Venezuela 5 kasus.

Baca juga : Indonesia Ternyata Belum Memiliki Aturan Kereta Cepat

Selain itu, Brasil juga mendeteksi Covid-19 varian Mu sebanyak 10 kasus, Peru menemukan 13 kasus, Ekuador ada 168 kaus, dan Chili dengan 70 kasus.

Varian Mu juga menyebar di sejumlah negara di Eropa, seperti di Inggris dengan total 45 kasus, disusul Spanyol ada 11 kasus, Jerman dengan 7 kasus, Italia dengan 63 kasus, Polandia dengan 6 kasus, Romania dengan 1 kasus, dan Prancis dengan 11 kasus.

Turki juga mendeteksi varian Mu. Namun, sejauh ini baru ada dua kasus.

Di Asia, Jepang melaporkan dua kasus pertama varian Mu, kemarin, Rabu (2/9). Japan Times melaporkan, Kementerian Kesehatan Jepang mendeteksi varian Mu dari seorang perempuan berusia 40-an yang tiba dari Uni Emirat Arab pada 26 Juni lalu.

Kemudian, varian B.1.621 juga terdeteksi pada seorang perempuan berusia 50 tahun yang tiba dari Inggris pada 5 Juli lalu.

Kehadiran Mu menjadi perhatian setelah WHO mengumumkan bahwa mereka sedang terus memantau varian baru virus corona tersebut. WHO memasukkan varian Mu ke dalam kategori Variant of Interest (VOI).

WHO menyatakan, riset awal menunjukkan mutasi varian itu mengindikasikan risiko kebal terhadap vaksin. Mereka pun menyerukan studi lanjutan untuk memahami lebih lanjut mengenai varian Mu.

Para ahli kini sedang mengkhawatirkan kemunculan berbagai varian baru karena kasus Covid yang terus melonjak secara global.

Mereka semakin khawatir karena varian Delta, yang disebut lebih menular, mendominasi dunia. Sementara itu, banyak negara mulai melonggarkan aturan pembatasan pencegahan virus corona.