Direkomendasi Jadi Obat Covid, Nyatanya Ivermectin Masih Proses Riset

Jakarta, law-justice.co - Ivermectin yang merupakan obat antiparasit ini dinilai punya manfaat dalam penyembuhan pasien COVID-19. Saat ini, kebenaran pernyataan tersebut masih perlu menunggu hasil dari uji klinis yang masih berlangsung.

Beberapa waktu lalu, diketahui banyak pihak yang secara terang-terangan mengaku mengkonsumsi ivermectin sebagai obat COVID-19 dan ternyata sembuh.

Baca juga : RI Tertinggal 20 Tahun dari Malaysia soal Produksi Minyak Makan Merah


Kondisi ini menurut Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, dr. Andi Khomeini Takdir, bisa saja terjadi. Namun, ia menegaskan bahwa ivermectin masih dalam persiapan riset skala sedang. "Secara literatur ada manfaat, secara skala kecil kalau Indonesia saya belum punya banyak ya, kita masih persiapan risetnya skala sedang. Kalau kecil mungkin ada manfaat," katanya dikutip dari kumparan, Jumat (6/8/2021).


Menurut dokter internis ini, masyarakat harus menunggu hasil dari uji klinis untuk mengetahui apakah obat ini benar memiliki manfaat yang berarti.
Sebab, kondisi skala kecil tentu akan berbeda dengan skala lebih besar yang melibatkan banyak orang dan faktor-faktor eksternal lainnya. "Jadi pada konteks di lapangan, sama dengan vaksin. Kalau di lab efikasi berapa persen tapi nanti diuji pada saat setelah diberikan ke masyarakat luas kan. Dan semua mesti watch out saling jaga.

Baca juga : BRIN: Hak Angket Maju Mundur karena Parpol Tersandera oleh Jokowi

Person to person, it works. Tapi kita belum ada jaminan di skala besar masyarakat luas apakah hasilnya sama dan itu kerangka riset ya uji klinis," tambahnya.

Walaupun belum ada bukti yang kuat terkait keberhasilan ivermectin, ia menyatakan bahwa transparansi apa pun hasil riset yang didapat harus tetap diberikan kepada masyarakat.

Baca juga : Bulan Maret IKN Berpotensi Banjir, BRIN: Jangan Kaget IKN Terendam!


Tentu tetap mengedepankan penggunaan cara dan bahasa yang mudah dipahami semua kalangan. "Jadi, apa yang dibutuhkan masyarakat sekarang adalah transparansi. Dikasihkan ke mereka dengan bahasa yang bisa dipahami mulai dari tingkat pendidikan non sekolah sampai yang punya sekolah," katanya.


"Nggak semua ide bisa berhasil. Tapi apakah seiring waktu ide itu terbukti kita harus siap kalau ide itu nggak terbukti. Berbahagia kalau terbukti. Sampaikan ke publik. Kalau belum, cari lagi," pungkas dokter yang juga turut terlibat dalam riset ivermectin ini.