Ceramahi Ahok, Pigai: Penghapusan Kartu Kredit Tak Pantas Dibanggakan!

Jakarta, law-justice.co - Gebrakan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama aliag Ahok yang mencabut fasilitas kartu kredit jajaran direksi bukan hal yang patut dibanggakan.

"Sombong amat Pak Ahok! Bangsa ini butuh moral dan etika," kata aktivis Natalius Pigai, Kamis (8/7).

Baca juga : Pemerintahan Prabowo Dihantui Impor Migas dan Subsidi Energi

Baginya, akses kartu kredit bernilai fantastis di jajaran pejabat BUMN sudah sepantasnya ditiadakan, apalagi bila klaim limit kredit hingga Rp 30 miliar benar adanya.

Pemberian fasilitas kartu kredit limit puluhan miliar merupakan bentuk moral perusak yang seharusnya tidak boleh ada sejak awal dan telah melukai hati rakyat.

Baca juga : Indonesia Kalah dari Uzbekistan 0-2, Pertandingan Penuh Drama

"Sudah pasti banyak yang tidak suka, bahkan benci (adanya kartu kredit limit Rp 30 M). Jadi bukan karena kehebatan, tapi karena akses kredit Rp 30 M (ada) saat jutaan rakyat menderita dan miskin," tandasnya.

Sebelumnya, Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku banyak pihak yang ingin menggeser posisi jabatan dirinya di perusahaan pelat merah itu.

Baca juga : Gol Bunuh Diri Arhan, Indonesia Tertinggal 0-2

Dia menegaskan tidak segan untuk membongkar permasalahan internal perusahaan ke publik, jika hal itu patut dibahas.

Misalnya saja, dia secara blak-blakan bicara soal kartu kredit yang dimiliki dewan komisaris dan direksi yang dianggap tidak efisien. Alhasil, pihaknya sudah mencabut fasilitas penggunaan kartu kredit itu.

"Sudah banyak yang ingin mindahin saya, diminta berhenti, karena banyak orang berpikir kalau punya penghasilan Rp6 miliar setahun takut berhenti," kata Ahok dalam webinar, Kamis (8/7).

Ahok menyatakan tetap akan menjunjung reputasi, ketimbang memikirkan posisi jabatan. Bahkan, soal ancaman pemberhentian jabatan di Pertamina, yang disebut Ahok tidak memengaruhi kinerja dirinya.

"Ini kembali ke masing-masing, kalau saya selalu percaya reputasi baik jauh lebih besar daripada kekayaan, jabatan apapun. Anda bisa hidup dengan reputasi, jadi berdirilah untuk kejujuran dan kebaikan. Soal dipecat atau enggak dapet jabatan nomor dua bagi saya," ucapnya.

Soal kartu kredit Pertamina, Ahok mengatakan menantang pejabat di perseroan itu agar buka-bukaan. Hal ini dianggap sebagai bentuk transparansi kerja.