Retno Marsudi Ajak Rusia Tekan Junta Militer Taati Konsensus ASEAN

Jakarta, law-justice.co - Indonesia meminta Rusia untuk mengajak junta Myanmar segera menjalankan lima poin konsensus ASEAN sebagai langkah solusi untuk mengakhiri konflik politik di negara itu.

Hal itu diutarakan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat bertemu dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, di Jakarta, Selasa (6/7/2021).

Baca juga : Respons Menlu soal Panel Komite HAM PBB Bahas Jokowi di Pemilu 2024

"Saya telah meminta Rusia mendukung implementasi lima poin konsensus. Ini membutuhkan komitmen dari militer Myanmar untuk bekerja sama dengan negara anggota ASEAN lainnya dalam melaksanakan lima poin konsensus tersebut," kata Retno dalam pernyataan pers virtual bersama Lavrov usai pertemuan.

Lima poin konsensus ASEAN soal situasi Myanmar itu disepakati negara anggota, termasuk junta militer Myanmar, saat bertemu di Jakarta sekitar akhir April lalu. Pemimpin junta Myanmar yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, Jenderal Min Aung Hlaing, bahkan turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Baca juga : Respons Kemlu soal Dugaan 10 WNI Jadi Tentara Bayaran di Ukraina


Lima poin konsensus itu meliputi pertama, kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, segera mulai dialog konstruktif antara semua pihak terkait di Myanmar untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Baca juga : Pemerintah RI Kecam Israel Bantai Warga Palestina yang Antre Bantuan

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Terakhir, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Sampai saat ini, progres implementasi kelima konsensus ASEAN itu dipertanyakan komunitas internasional. Di Myanmar, aparat keamanan masih menghadapi para pedemo anti-kudeta dan warga sipil dengan kekerasan.