Dalam Sepekan, BI Catat Rp6,13 Triliun Modal Asing Masuk Indonesia

Jakarta, law-justice.co - Aliran modal asing masuk ke Indonesia mencapai Rp6,13 triliun dalam sepekan. Hal itu disampaikan Bank Indonesia (BI) berdasarkan data transaksi pada 24 Mei sampai dengan 27 Mei 2021.

Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan investor asing tercatat beli bersih (net buy) di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp5,45 triliun. Namun, asing tercatat net buy sebesar Rp690 miliar di pasar saham.

Baca juga : Penyebab Utang Luar Negeri RI Melonjak Jadi US$ 407,3 Miliar

"Berdasarkan data transaksi 24 - 27 Mei 2021, non residen di pasar keuangan domestik beli neto Rp6,13 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/5/2021).

Namun, sejak awal tahun masih terjadi aliran modal asing keluar atau net sell sebesar Rp12,29 triliun. Hal ini membuat tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun turun dari 77,69 basis poin (bps) per 21 Mei menjadi 75,81 bps di 27 Mei.

Baca juga : Lebaran 2024, Ekonom Indef Proyeksikan Perputaran Uang Capai Rp 235 T

Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun stabil di posisi 6,42 persen. Sedangkan, yield surat utang AS US Treasury 10 tahun turun ke level 1,6 persen.

Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI pada pekan terakhir Mei 2021 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan (mtm). Sedangkan, proyeksi inflasi Mei 2021 secara tahun berjalan sebesar 0,86 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,64 persen (yoy).

Baca juga : Modal Asing Hengkang Rp1,36 Triliun di Pekan Keempat Maret 2024

Erwin mengatakan penyumbang utama inflasi pekan terakhir Mei 2021 adalah komoditas angkutan antarkota, daging ayam ras, daging sapi, emas perhiasan, jeruk, minyak goreng, kelapa, kangkung, kentang, bayam, udang basah, ikan tongkol, ikan kembung dan angkutan udara.

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit, cabai merah, serta telur ayam ras.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," katanya.