Kabinet Jokowi Tak Ada Orang Papua, Pigai: Mana Bhineka Tunggal Ika?

law-justice.co - Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga tokoh asal tanah Papua, Natalius Pigai merasa slogan berbeda-beda tetap satu jua atau bhineka tunggal ika nyatanya sama sekali tidak tergambarkan dalam pemerintah, bahkan elit di negeri ini.

"Kalau saya bilang ya sangat rasis, faktanya dari 34 orang yang ada di kabinet, adakah disana orang Papua, kulit hitam ras melanesia?" kata Pigai saat menjadi pembicara program Obrolan Bang Ruslan bertajuk "Label Teroris untuk KKB" secara virtual, Selasa (27/4).

Baca juga : Surya Paloh Ngaku Sungkan Minta Kursi Menteri

Jika pemerintah saat ini memang ingin mewujudkan bhineka tunggal ika, kata Pigai, langkah kongkritnya ialah memberikan satu amanah kepada putra Papua untuk dijadikan salah satu menteri di kabinet.

"Wujud nyata bhineka tuggal ika, ya taruh dong disana orang Papua, ras melanesia, pimpinan negara saja tak mencerminkan bhineka tunggal ika," imbuh Pigai.

Baca juga : Hakim MK Sentil Ketua KPU Izin Keluar Sidang Sengketa Pileg

"Apakah orang Papua tidak mampu? orang Papua banyak Profesor, Doktor dan anak-anak mudanya banyak yang potensial," sambung Pigai menegaskan.

Dalam pemerintahan Joko Widodo saat ini, terdapat wakil menteri (wamen) yang berasal dari Papua. Yakni politisi PDI Perjuangan Wempi Wetipo yang dilantik sebagai Wamen PUPR.

Baca juga : PTUN Minta PDIP Perbaiki Petitum, Sidang Dilanjut 16 Mei

Selain Wempi, putra Papua lainnya yang telah dilantik dan menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi yang baru adalah Bahlil Lahadalia. Bahlil dilantik lebih dahulu sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Bahlil lahir di Banda, Maluku Utara, pada 7 Agustus 1976. Namun, ia besar di Fak-Fak, Papua Barat. Bahlil juga menyebut ayahnya asli Fakfak.

Pada kabinet sebelumnya, yaitu Kabinet Kerja Jokowi-Kalla, ada pula tokoh asal Papua, yakni Yohana Yambise yang menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Selain itu, ada pula Staf Khusus Pesiden Lenis Kogoya.