PM Malaysia Ungkap Otak Kudeta Setuju Akhiri Kekerasan di Myanmar

law-justice.co - Krisis yang tengah berkecamuk di Myanmar telah mencuri perhatian publik dan juga negara-negara di dunia, termasuk sembilan negara anggota ASEAN lainnya.

Salah satu upaya negara-negara kawasan Asia Tenggara ini adalah dengan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, atau ASEAN Leaders` Meeting yang dengan khusus membahas solusi untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar.

Baca juga : Ada Justin Trudeau, Ini Deretan Pemimpin Dunia Keturunan Indonesia


Dalam pertemuan yang berlokasi di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Sabtu (24/4/2021) lalu, pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, menerima proposal untuk mengakhiri kekerasan di negaranya.


Kabar tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, yang turut menghadiri pertemuan tersebut. Menurutnya, pertemuan tersebut menghasilkan keluaran yang memuaskan.

Baca juga : Simak, Ini 5 Poin Penting Hasil KTT ke-43 ASEAN di Jakarta


“Kita berhasil. Sungguh di luar ekspektasi kami, memperoleh hasil dari pertemuan hari ini,” ujar PM Muhyiddin, dikutip dari Bernama, dilansir Reuters, Senin (26/4/2021)


Diketahui, KTT ASEAN ini diadakan demi membahas konflik yang tengah memanas di Myanmar.

Baca juga : Simak, Ini Daftar Rekayasa Lalu Lintas Selama KTT ASEAN di Jakarta


Kudeta Myanmar yang diinisiasi oleh Jenderal Min Aung Hlaing terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada awal Februari lalu, memicu berbagai aksi perlawanan dari masyarakat pro-demokrasi.


Lebih dari 700 demonstran tewas dibunuh oleh pasukan militer. Kekerasan di Myanmar menyulut amarah dan kecaman dari publik dan juga berbagai negara.