Anggota Parlemen Setujui RUU Legalisasi Ganja untuk Tujuan Rekreasi

law-justice.co - Para anggota parlemen di Meksiko menyetujui RUU legalisasi ganja untuk tujuan rekreasi pada Rabu malam, sebuah tonggak bersejarah bagi negara tersebut yang masih berkutat dengan perang terhadap narkoba dan bisa menjadi pasar ganja terbesar di dunia.

Hasil pemungutan suara di majelis rendah Meksiko atau DPR yaitu 316 yang sepakat dan 129 menolak. Keputusan ini diketok lebih dari dua tahun setelah Mahkamah Agung Meksiko memutuskan ganja untuk rekreasi ilegal dan lebih dari tiga tahun setelah negara tersebut melegalisasi ganja untuk tujuan pengobatan.

Baca juga : Resmi, Gugatan soal Ganja Medis Legal untuk Pengobatan Ditolak MK

Majelis tersebut menyetujui RUU tersebut secara umum sebelum dilanjutkan ke dalam pembahasan panjang dengan kemungkinan sejumlah revisi yang akan diusulkan para anggota parlemen. RUU kemudian akan diserahkan ke Senat sebelum dikirim ke Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang telah mengisyaratkan dukungan untuk legalisasi ini.

Jika nantinya RUU ini disahkan, orang dewasa diperbolehkan mengisap ganja dan bisa menanam ganja di rumah dengan disertai izin. RUU ini juga memberikan izin untuk produsen – dari petani kecil sampai penanam komersial – untuk memanen dan menjual ganja.

Baca juga : Piala Dunia 2026: Dibuka di Mexico City, Final di New York

“Hari ini kami dalam sebuah momentum bersejarah,” ujar seorang anggota parlemen dari partai Morena yang berkuasa, Simey Olvera.

“Dengan ini, kepercayaan keliru bahwa ganja adalah bagian masalah serius kesehatan masyarakat Meksiko tertinggal di belakang,” lanjutnya, dikutip dari The New York Times, Kamis (11/3).

Baca juga : Ada Legalisasi Ganja Medis dalam Program Legislasi DPR Aceh Tahun 2023

Pro dan kontra

RUU ini memicu pro dan kontra. Para kritikus mengatakan RUU itu tidak disukai di negara di mana hampir dua pertiga rakyat menentang legalisasi ganja, berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini.

“Ini tren politik,” kata seorang senator dari partai oposisi, Partai Aksi Nasional (NAP), Damian Zepeda Vidales. Partai ini paling keras menolak legalisasi ganja. “Ini masalah politikus, untuk elit yang sekarang diberdayakan di Kongres dan di pemerintahan yang ingin memaksakan cara hidup pada masyarakat.”

Pakar keamanan setuju pemberlakuan UU ini bisa meminimalisir kekerasan: Dengan 15 negara bagian Amerika sekarang telah melegalkan ganja, menurut mereka, tanaman tersebut telah menjadi bagian yang relatif kecil dari bisnis perdagangan narkoba Meksiko, dengan kartel yang fokus pada produk yang lebih menguntungkan seperti fentanil dan metamfetamin.

“Kita tidak boleh melebih-lebihkan kekuatan RUU ini,” kata Falko Ernst, analis senior Meksiko untuk International Crisis Group, sebuah organisasi penelitian global. RUU tersebut tidak akan "secara substansial mengubah dinamika dan pendorong konflik mematikan di Meksiko".

Para pendukung legalisasi ganja berpendapat RUU itu terlalu terbatas cakupannya, bahkan jika itu merupakan terobosan simbolis dalam upaya untuk mengakhiri perang narkoba yang telah menelan korban sekitar 150.000 jiwa, menurut Dewan Hubungan Luar Negeri.

“Legalisasi adalah langkah penting untuk membangun perdamaian di negara seperti kita, di mana selama setidaknya satu dekade atau lebih, kita telah tenggelam dalam perang yang tidak masuk akal,” ujar salah seorang anggota Kongres, Lucia Riojas Martínez.

“Tapi RUU ini gagal mencapai itu,” tambahnya.

Juga belum jelas seberapa besar UU ini akan menguntungkan petani miskin Meksiko, yang telah menanam ganja selama bertahun-tahun dan kerap berada di tengah konflik antara kelompok penyelundup narkoba.

RUU tersebut mengatur petani kecil dan masyarakat adat diberi prioritas dalam perizinan, tetapi hanya menetapkan kelompok rentan ini dapat diberikan lebih dari satu izin.

Menurut Ernst, tanpa kebijakan negara tambahan untuk menangani kejahatan terorganisir, terutama di daerah budidaya ganja, persyaratan yang bermaksud baik tersebut mungkin tidak memiliki dampak berarti bagi petani di wilayah yang dikendalikan oleh kartel.