Legislator PKS: Pemerintah Perlu Jelaskan Efektifitas GeNose ke Publik

law-justice.co - Anggota Komisi Teknologi (Komisi VII) DPR RI, Mulyanto, meminta Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro, aktif melakukan sosialisasi untuk mengantisipasi adanya keraguan publik atas efektitiftas GeNose.

Bambang, kata Mulyanto, bersama tim peneliti GeNose dari Universitas Gajah Mada harus dapat menjelaskan kepada publik bahwa GeNose efektif dalam mendeteksi Covid-19 berdasarkan pemeriksaan hembusan nafas, sama seperti rapid test atau PCR.

Baca juga : Ini Besaran Tarif Listrik PLN Terbaru, Berlaku 1 Mei 2024

Sebelumnya diberitakan bahwa Pemerintah Belanda menghentikan penggunaan SpiroNose untuk mendeteksi Covid-19. SpiroNose adalah alat deteksi Covid-19 berdasarkan hembusan nafas, sama seperti GeNose.

Pemerintah Belanda menilai penggunaan SpiroNose tidak efektif karena ditemukan beberapa kasus pemeriksaan yang tidak akurat. Atas beberapa kejadian itu Pemerintah Belanda menghentikan penggunaan SpiroNose dan mengganti dengan metode lain.

Baca juga : Ini Respons Menperin Soal Isu Batalnya Investasi Apple di Indonesia

"Pihak GeNose perlu menginfokan ke publik tingkat akurasi genose dibandingkan dengan rapid test atau PCR. Tentu saja tingkat akurasi alat tersebut diakui oleh lembaga pengawas semisal BPOM. Tingkat akurasi tersebut tentu didasarkan uji dengan standar ilmiah yang baku transparan dan akuntabel," kata Mulyanto dalam keterangannya, Senin (1/3/2021).

Hingga saat ini GeNose masih dapat digunakan, sambil terus dilakukan upaya pengembangan. Menurut Mulyanto, Tim Peneliti harus terus melakukan inovasi untuk meningkatkan efektifitas GeNose.

Baca juga : Pemrov DKI Jakarta Tidak Ingin Kualitas Udara Buruk Kembali Terjadi

"Karena masyarakat membutuhkan alat deteksi Covid-19, yang akurat, cepat, aman, dan sudah barang tentu murah. Genose memenuhi hampir semua hal yang diinginkan masyarakat tersebut dibanding alat uji cepat lainnya," kata Mantan Sesmen Ristek era Presiden SBY ini.

Menanggapi hal tersebut, anggota tim peneliti GeNose Universitas Gajah Mada, Dian Kesumapramudya, menjelaskan bahwa GeNose relatif lebih efektif mendeteksi Covid-19 dibandingkan SpiroNose. Meskipun sama-sama menggunakan hembusan nafas untuk mendeteksi Covid-19 tapi desain dan teknologi yang digunakan berbeda.

"Saat melihat dan membaca desain SpiroNose Belanda di laman daring resminya, kami telah memperkirakan bahwa akan terjadi masalah akurasi. Kekurangan desain itu telah kami mitigasi sejak awal kami mendesain sistem untuk GeNose," kata Dian.