Remaja di Singapura Rencanakan Serang Umat Islam di 2 Masjid

Jakarta, law-justice.co - Seorang remaja di Singapura berencana untuk meneror umat Islam di dua masjid di kawasan Woodlands. Beruntung, hal itu diketahui sehingga remaja berusia 16 tahun itu langsung ditangkap.

Serangan teroris itu rencananya akan dilakukan pada Maret, saat peringatan serangan Christchurch di Selandia Baru. Seperti diberitakan Channel News Asia, Rabu (27/1/2021), remaja putra yang tidak disebutkan namanya itu adalah seorang Kristen Protestan dari etnis India.

Baca juga : Rusia Masukkan `Gerakan LGBT` ke Daftar Organisasi Ekstremis & Teroris

Dia adalah orang termuda yang ditangkap di bawah ISA untuk kegiatan terkait terorisme. Demikian disampaikan Departemen Keamanan Dalam Negeri (ISD) dalam rilis media pada Rabu (27/1/2021).

ISD menyatakan bahwa pelajar yang ditangkap pada Desember 2020 tersebut merupakan tahanan pertama yang terinspirasi oleh ideologi ekstremis sayap kanan.

Baca juga : Fakta Sekelompok Orang Serang Gedung Konser Musik, 60 Orang Tewas

ISD menyatakan remaja Singapura itu terpengaruh serangan teror 2019 di dua masjid di Christchurch. Dia telah merencanakan untuk melakukan serangannya dengan menggunakan parang pada 15 Maret tahun ini.

"Dia meradikalisasi diri, dimotivasi oleh antipati yang kuat terhadap Islam dan ketertarikan pada kekerasan," kata ISD.

Baca juga : Moskow Diserang Teroris, Gedung Konser Dibakar, Situasi Mencekam

"Dia menonton video siaran langsung serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019, dan membaca manifesto penyerang Christchurch, Brenton Tarrant," imbuh ISD.

"Dia juga telah menonton video propaganda Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), dan sampai pada kesimpulan yang salah bahwa ISIS mewakili Islam, dan bahwa Islam meminta pengikutnya untuk membunuh kafir," kata ISD.

ISD mengatakan remaja itu diketahui telah membuat rencana dan persiapan terperinci untuk menyerang kedua masjid di Woodlands tersebut. Menurut ISD, jelas bahwa dia dipengaruhi oleh tindakan dan manifesto Tarrant.

ISD menyatakan, remaja itu memilih Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak sebagai targetnya karena kedua masjid itu berada di dekat rumahnya. Disebutkan ISD, dia melakukan pengintaian dan penelitian online menggunakan Google Maps dan Street View di kedua masjid tersebut untuk mempersiapkan serangan.
Pada saat penangkapannya, remaja itu mengatakan akan menggunakan parang untuk melakukan serangan, meski belum membeli benda tersebut.

ISD menyatakan, untuk mempersiapkan diri melakukan aksinya, remaja itu menonton video YouTube, dan mengaku yakin dapat mengenai arteri targetnya dengan menebas secara acak di area leher dan dada mereka.

Diketahui bahwa serangan Christchurch terjadi pada 15 Maret 2019. Total 51 orang tewas dan 40 luka-luka akibat aksi keji Brenton Tarrant. Atas tindakan terorismenya, pengadilan Selandia Baru menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup pada Tarrant tanpa kesempatan pengampunan.