Benarkah Vitamin D dapat Mengurangi Risiko Kronis Akibat Virus Corona?

law-justice.co - Penelitian terus dilakukan untuk mengurangi risiko kronis bagi pasien COVID-19. Beberapa pakar kesehatan di dunia menyebut, vitamin D dapat mengurangi dampak kronis yang timbul akibat virus Corona. Namun hingga saat ini belum ada kesimpulan yang pasti.

Studi menunjukkan bahwa memiliki tingkat vitamin D yang cukup, memainkan peran sentral dalam fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, dan mengurangi risiko penyakit pernapasan seseorang. Tetapi kesimpulan itu diperdebatkan karena tidak ada pedoman resmi.

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

Lalu para dokter di seluruh dunia mulai mengaitkan peran Vitamin D untuk mengurangi dampak kronis pada pasien COVID-19. Beberapa pakar menganggap ini peluang emas karena sumber Vitamin D gampang didapatkan, sementara yang lainnya menganggap pendapat tersebut hanya buang-buang waktu.

Penasihat ilmiah pemerintah Inggris pada bulan Maret 2020 menyimpulkan bahwa tidak cukup bukti untuk menyebut bahwa Vitamin D berdampak signifikan menekan dampak kronis pasien COVID-19. Namun sebulan kemudian, puluhan dokter kepada British Medical Journal menggambarkan bahwa kekurangan vitamin D sebagai salah satu solusi mitigasi Covid-19 yang potensial, signifikan, dan layak dipertimbangkan.

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

Pada bulan Juli, seoarang dokter menulis di jurnal Clinical Endocrinology untuk membagikan hasil temuan awal mereka. Menguji coba peran vitamin D terhadapa 134 pasien virus corona. Hasilnya, 94 pasien sudah dipulangkan, 24 masih dirawat inap, dan 16 meninggal.

Lagi-lagi tidak ada kesimpulan yang pasti tentang peran Vitamin D terhadap tingkat kematian, karena hanya tiga pasien dengan tingkat gizi tinggi yang meninggal. Sisanya adalah pasien dengan kondisi lemah dan berusia 90-an.

Baca juga : Kemenkes Sebut Harga Vaksin Covid-19 Mandiri Tak Ditentukan Pemerintah

Namun penelitian tersebut berdampak di lapangan. Semakin banyak orang yang mengikuti arahan para dokter di Kota Newcastle dan mulai meminum vitamin D secara teratur. Beberapa dokter secara informal menyarankan pasiennya untuk lebih banyak mengonsumsi vitamin D.

Dalam sebuah surat, British Association of Physicians of Indian Origin menyarankan anggotanya untuk mengkonsumsi nutrisi tersebut, meskipun tidak dibuat kebijakan resmi.

"Kami percaya bahwa kekurangan vitamin D3 adalah faktor risiko utama untuk infeksi virus korona yang parah, dengan bukti yang terkumpul," kata surat tersebut.

Vitamin D umumnya dibutuhkan untuk kesehatan tulang karena sifatnya yang mampu mengatur kadar kalsium. Namun beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin D memainkan peran dalam pencegahan dan terapi berbagai macam penyakit infeksi respiratorik, seperti tuberkulosis paru dan influenza. Intinya, Vitamin D dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

Memperoleh vitamin D dapat dengan cara berjemur rutin di bawah sinar matahari pagi. Vitamin D juga bisa didapat dengan mengonsumsi beberapa makanan seperti ikan salmon, sardin, makarel, telur, susu, jamur, hati sapi, minyak ikan cod, ikan tuna, dan yogurt. [The Guardian/Alodokter]