Vaksin Sinovac yang Dipesan Indonesia Kembali Disorot, Ini Alasannya

Jakarta, law-justice.co - Vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari China telah dipesan oleh sejumlah negara termasuk Indonesia. Namun, hingga kini efektifitas dari vaksin ini belum juga dirilis oleh perusahaan tersebut.

Hal ini pun dikhawatirkan oleh para ahli dapat merusak kepercayaan akan vaksin yang dinamai CoronaVac itu. Mengutip Reuters, Sinovac menunda rilis keampuhannya karena perusahaan itu mengatakan akan mengkonsolidasikan rilis keampuhan dari semua negara. Padahal Turki mengatakan pada hari Kamis (24/12/2020) CoronaVac 91,25% efektif berdasarkan analisis sementara pada hari yang sama dari Brasil yang mengatakan kemanjuran vaksin antara 50% dan 90%. Mereka dikatakan masih menunggu hasil penelitian menyeluruh di Indonesia dan Chile.

Baca juga : Vaksin Booster Ke-2 Lansia Kurang Peminat

Para ahli menyatakan sulit sekali untuk memahami hal ini. Pasalnya mereka mengatakan bukan hal yang aneh jika vaksin menunjukkan tingkat kemanjuran yang berbeda di berbagai pengaturan, karena protokol uji coba, ukuran data, dan populasi dapat mempengaruhi hasil. Tetapi cara data CoronaVac dirilis kali ini telah menimbulkan kebingungan.

"Anda benar-benar ingin datanya menarik pada presentasi pertama; inilah yang dicapai Pfizer dan Moderna, kurang dari AstraZeneca, "Jerome Kim, kepala International Vaccine Institute, sebuah badan nirlaba berbasis di Seoul yang mengabdikan diri untuk penelitian vaksin.

Baca juga : Kabar Baik Bagi Pengguna Vaksin Sinovac dari Kemenkes

"Dengan beberapa `kebocoran` data dan saran tentang ini atau yang Anda tidak melihat efek yang sama dengan Sinovac; mungkin presentasi terakhir di bulan Januari akan lebih menarik. "

Sebelumnya, Turki mengumumkan data sementara uji klinis vaksin Sinovac di Turki berdasarkan uji pada 1.322 subjek dan kasus infeksi kecil, para ahli mengatakan lebih banyak data dari sejumlah besar peserta akan diperlukan untuk mendapatkan persetujuan peraturan.

Baca juga : Ada Perintah Khusus dari WHO ke Pengguna Vaksin Sinovac

Lebih lanjut para ahli juga menyarankan pengawasan yang lebih cermat pada kompilasi dan analisis data diharapkan untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan di China karena rekam jejak keamanannya yang tidak merata.

"Ini harus dianalisis dengan sangat jelas dan transparan. Dan transparansi adalah salah satu perhatian terbesar bagi China, terutama dengan vaksin mereka dan juga karena rekam jejak mereka, "kata Dicky Budiman, ahli epidemiologi di Universitas Griffith Queensland.

"Jadi ini adalah salah satu waktu yang sangat penting dan krusial bagi China untuk menunjukkan kepada dunia bagaimana mereka telah meningkatkan kualitas vaksin mereka. Ini adalah sesuatu yang harus mereka jelaskan kepada dunia, tentu saja melalui makalah ilmiah," tambahnya.