Demi Performa Dunia Usaha, Kadin Minta Kepastian Distribusi Vaksin

Jakarta, law-justice.co - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta kepastian distribusi vaksin corona kepada pemerintah. Pasalnya, hal tersebut akan memengaruhi kepercayaan diri dunia usaha.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani meminta pemerintah memastikan apakah distribusi vaksin covid-19 akan dilakukan secara maksimal di kuartal I atau kuartal II 2021 mendatang.

Baca juga : Prabowo Gibran Menang Sengketa Pilpres, Kadin : Beri Kepastian Usaha

"Nah ini skenario yang mana? Kami juga perlu tahu skenario ini, apakah skenario distribusi vaksin sudah terjadi di semester I, sehingga tekanan di semester II bisa dibilang membaik dan roda perekonomian sudah jalan, atau justru baru heavy (maksimal) di semester II. Nah ini kami juga perlu dapatkan gambaran," ujarnya dalam acara Economic Outlook 2021, Selasa (24/11/2020)

Menurutnya, perbedaan skenario itu akan menimbulkan sejumlah konsekuensi biaya bagi pengusaha. Selain itu, ia menilai jika penyebaran vaksin covid-19 baru maksimal di medio kedua 2021 maka pemerintah hendaknya menambah anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca juga : Arsjad Rasjid: Kita Hormati Keputusan untuk Dukung Stabilitas Politik

"Kami melihatnya kalau ini terjadi banyaknya di semester II, berarti perlindungan sosial harus lebih besar. UMKM dan pembiayaan korporasi juga lebih besar. Dalam ini, harus benar-benar pembiayaan korporasi, bukan seperti stimulus I yang sebenarnya heavy atau hampir 90 persen di BUMN," imbuhnya.

Pemerintah sendiri menyiapkan dana PEN di 2021 sebesar Rp372,3 triliun. Angka itu naik 4,4 persen dari usulan awal yakni Rp356,5 triliun. Namun, dana tersebut lebih rendah dari alokasi tahun ini yang sebesar Rp695,2 triliun.

Baca juga : Arsjad Rasjid Bicara Soal Hari Kartini & Peran Perempuan bagi Ekonomi

Rosan meyakini vaksin covid-19 mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan konsumsi. Khususnya, lanjut dia, konsumsi dari 20 persen masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.

"Dengan vaksin covid-19 ini orang mulai spending (konsumsi) dan kalau kita lihat sekarang yang top 20 persen dan middle tidak spending, padahal kontribusinya pada konsumsi nasional hampir 80 persen lebih," katanya.

Untuk diketahui, Indonesia menyiapkan vaksin corona untuk 67 persen dari 160 juta populasi berusia 18-59 tahun atau 107.206.544 orang. Sejumlah vaksin yang disiapkan meliputi vaksin Sinovac dari China, Covax/Gavi yang merupakan koalisi negara-negara dunia di bawah WHO, dan Novavax asal AS.

Pemerintah juga mempersiapkan vaksin dalam negeri, yakni vaksin Merah Putih. Targetnya, program vaksinasi bisa mulai dilakukan pada awal 2021.