Jerusalem Disebut Erdogan sebagai Kota Warisan Leluhur Turki

Jakarta, law-justice.co - Di tengah konflik antara Israel dan Palestina, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan malah hadir dengan sebuah pernyataan baru. Hal itu disampaikan di depan anggota parlemen, karena melihat penderitaan rakyat Palestina saat ini.

Dalam pidato, Kamis (1/10/2020) waktu setempat itu, Erdogan menyebut Jerusalem sebagai kota warisan leluhur TUrki. Dia lantas membahas kejayaan kekaisaran Turki Ottoman yang memerintah atas kota Jerusalem dari tahun 1516 sampai 1917.

Baca juga : Kasus Korupsi Hotel, Kejaksaan Kuansing Tahan Eks Bupati

Turki modern yang dicetuskan oleh Mustafa Kemal Ataturk telah lama menekankan hubungannya dengan kota suci itu serta berulang kali mengutuk langkah pemerintah Amerika Serikat yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Agustus 2017.

"Di kota yang harus kami tinggalkan dengan air mata selama Perang Dunia Pertama, masih mungkin menemukan jejak perjuangan Ottoman," kata Erdogan dikutip dari Times of Israel, Jumat (2/10/2020).

Baca juga : Komisi III Soroti Maraknya Transaksi Narkoba Daring

"Jadi, Jerusalem adalah kota kami, kota (dari pendahulu) kami," lanjutnya.

Sejak Israel mendeklariskan diri sebagai negara, kaum Yahudi berupaya mencari pengakuan bahwa Jerusalem merupakan ibu kota negaranya. Orang Yahudi Israel memiliki sejarah panjang ribuan tahun di Jerusalem, didukung oleh penemuan arkeologi yang ekstensif.

Baca juga : Ketimpangan, Persoalan Mendasar di Pendidikan Tinggi

Pandangan historis inilah yang kemudian mendorong Israel melakukan penindasan orang-orang Palestina yang telah tinggal selama ribuan tahun di Jerusalem. Hak-hak warga Pelestina terenggut selama aktivitas pencaplokan oleh Israel.

"Krisis lain yang jadi perhatian negara kami adalah penindasan Israel terhadap Palestina dan praktik-praktik mengabaikan privasi Jerusalem," ujarnya.

"Masalah Jerusalem bukanlah masalah geopolitik biasa bagi kami. Pertama-tama, tampilan fisik kota Jerusalem tua saat ini, yang merupakan jantung kota dibangun oleh Sulaiman Agung dengan tembok serta deretan bangunan lainnya."

"Nenek moyang kami menunjukkan rasa hormat mereka selama berabad-abad dengan menjaga agar kota ini dihormati," katanya.

Erdogan melanjutkan dengan bersumpah untuk memperhatikan masalah Palestina.

"Kami menganggap itu suatu kehormatan atas nama negara dan bangsa kami untuk mengekspresikan hak-hak rakyat Palestina yang tertindas, dengan siapa kami telah hidup berabad-abad."

"Dengan pemahaman ini, kami akan mengikuti perjuangan Palestina, yang merupakan luka berdarah hati nurani global dan kasus Jerusalem sampai akhir," pungkasnya