Isu Kebangkitan PKI, Kiai Sahal: Kafir Ya Tetap Kafir

Jakarta, law-justice.co - Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo, KH Hasan Abdullah Sahal menyatakan komunis berarti kafir karena ateis. Hal itu berdasarkan isu kebangkitan PKI gaya baru.

"Nah, masalahnya kita menghadapi orang kafir atau menghadapi kekafiran. Itu pekerjaan kita. Komunis berarti ateis, dan atheis berarti kafir. Jadi pekerjaan kita menghadapi kekafiran dan menghadapi orang kafir," kata Kiai Sahal dalam focus group discussion daring Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) yang diunggah ke YouTube, Senin (28/9/2020).

Baca juga : Resmi, Ganjar Pranowo Deklarasi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Kiai Sahal menambahkan, tidak ada PKI gaya baru, karena kafir sudah aja sejak zaman nabi.

"Jadi enggak ada PKI gaya baru itu, sama saja. Kafir ya tetap kafir. Orang yang tidak percaya Tuhan itu namanya kafir. Kita tinggal mengatakan kalau dunia ini enggak ada orang kafir ya neraka enggak ada isinya," ujarnya.

Baca juga : Pembentukan Presidential Club, PDIP: Basa-basi Gimik Politik Prabowo

Kiai Sahal menilai fenomena yang terjadi saat ini sama dengan pada lalu, yakni adanya intimidasi, infiltrasi dan intervensi makin kuat. Oleh karena itu Kiai Sahal menegaskan bahwa umat Islam bertanggung jawab untuk membenahi hal tersebut.

Kiai Sahal pun mengimbau agar tidak ada pemurtadan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaha maupun pertahanan dan keamanan. Bahkan, Kiai Sahal juga mengkritisi soal urusan politik, ekonomi dan keamanan yang mengalahkan amanat mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca juga : Menteri Bahlil Diduga jadi `Orang Toxic` yang Dimaksud Menko Luhut

"Jangan menerima permurtadan ini. Amanat kemerdekaan ke mana?" katanya.