Beli HP untuk Belajar Online Anak, Orang Tua Ini Terpaksa Jual Sawah

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mengalami kesulitan belajar secara online.

Kesulitan itu mulai dari tidak mempunyai handphone hingga kesulitan mendapatkan sinyal.

Baca juga : Hajar Inggris 5-0, Tim Thomas Indonesia Berada di Puncak Klasemen

Salah satu siswa itu ialah Tuti Alawiah. Siswa kelas IX itu mengaku belajar di Pos Ronda karena tidak mendapatkan sinyal jika belajar secara online di rumah.

Selain itu dia harus mengandalkan temannya jika mengetahui ada tugas karena tidak mempunyai handphone.

Baca juga : Diberi Karpet Merah, Prabowo-Gibran Hadiri Acara Halal Bihalal PBNU

"Belajar tugas sekolah di rumah nggak ada sinyal maka di Pos Ronda," ucapnya seperti melansir inews.com, Senin 27 Juli 2020.

Dia mengaku selama belajar secara online, meminjam handphone milik temannya agar bisa mengerjakan tugas sekolah. Kesulitan hal tersebut pernah disampaikan kepada gurunya.

Baca juga : Terkait Narkoba, Aktor Rio Reifan Kembali Ditangkap Polisi

"Kesulitan nggak punya HP, tahu ada tugas dari guru dari teman," kata dia.

Sementara itu, Siswi Kelas IX Julia mengaku orang tuanya kesulitan untuk membiayai kuota internet selama belajar secara online.

Bahkan orang tuanya terpaksa menjual sawah untuk membeli handphone.

"Iya jual sawah untuk beli HP," ucap Julia.

Di sisi lain, Kepala SMP Plus Pasawahan Adi Durohman mengakui para siswa tidak mempunyai handphone untuk mendukung kegiatan belajar via daring. Sebab beberapa siswa di SMP Plus Pasawahan dari keluarga tidak mampu.

"Untuk proses pembelajaran kan harus daring kesulitannya alat dan sekolah ada di ujung Kabupaten Ciamis," ucap Adi.

Karena itu, Adi meminta Dinas Pendidikan Ciamis menerapakan belajar tatap muka untuk meringankan beban orang tua siswa. Kendala orang tua di Pasawahan yang penghasilan rata-rata Rp1 juta per bulan mengeluarkan uang banyak untuk kuota internet dan beli HP.

"Proses belajar daring memang beberapa wilayah susah sinyal maka kami minta belajar tatap muka," kata Adi.