Waketum Gerindra Ingatkan Pemerintah Soal Akibat Propaganda China

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah China dinilai tengah membuat konspirasi untuk membuat ekonomi global anjlok dan krisis. Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.

Dia mengatakan China melakukannya dengan propaganda penyebaran virus corona bersama dengan WHO. Untuk mempertegas upaya menakutkan dunia, China bahkan dengan sengaja mengisolasi Provinsi.

Baca juga : Presiden Joko Widodo: Sebentar Lagi Kita Nyatakan Pandemi Berakhir!

"Hal ini dikuatkan dengan hanya satu saja kota industri di China yang dilockdown, dan tidak semua kota-kota industri seperti Guang Zhou, Shang Hai dan Beijing tidak dilakukan lockdown," katanya kepada wartawan, Senin (8/6/2020).

Upaya China ini kata dia berhasil, karena banyak negara atau daerah di sebuah negara menerapkan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB)

Baca juga : Sejumlah Kebijakan `Gila` China di Olimpiade Musim Dingin Beijing

Menurutnya, ada keganjilan jika dibandingkan dengan kasus pandemik Avian Flu, SARS dan MERS yang pernah terjadi yang tidak kalah ganasnya dengan Covid-19. Sebab, tidak ada satu negara pun atau negara Hongkong yang menjadi pusat Avian Flu melakukan kebijakan lockdown.

"Sama, vaksin dan obat avian flu pun butuh waktu lama untuk ditemukan," imbuhnya.

Baca juga : DKI Jakarta Sepekan PPKM Level 3: Kasus Melandai, Kematian Meningkat

Menurut dia, penerapan PSBB atau lockdown sudah pasti membuat ekonomi anjlok. Dengan begitu, pemerintah harus mengeluarkan anggaran baru untuk mengatasinya.

"China memainkan penyebaran virus corona dengan mengunakan strategi playing victim, yaitu teknik memposisikan diri sebagai korban atau orang yang terluka demi mengelabui musuh dan lingkungan," ujarnya.

Apa yang dilakukan China kata dia seperti yang ditulis oleh Sun Tzu dimana harus melukai diri terlebih dahulu demi mengelabui musuh.

"Nah, sekarang sudah jelas dimana China sengaja melakukan strategi tersebut untuk mendominasi kekuasaan perekonomian dunia, dan melawan Amerika Serikat," jelasnya.

Dengan strategi China seperti itu, dia lantas mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dengan China. Salah satu caranya adalah, sesegera menerapkan kebiasaan hidup normal baru atau new normal.

"Ketakutan harus terhadap Covid-19 dan tetapi dampak ketakutan yang telah menyebabkan kehancuran ekonomi bukan berarti kita tidak waspada, dan pakai nalar membaca situasi perang ekonomi China dengan Amerika Serikat," tutupnya.